Tradisi tersebut berakar dari kepercayaan masyarakat Jawa tentang pentingnya pemahaman seksual sebagai bagian dari kehidupan rumah tangga yang harmonis.
Dalam konteks budaya saat itu, gowok tidak sekadar mengajarkan teknik, namun juga etika, filosofi, dan pemahaman spiritual dalam hubungan suami-istri.
Namun, tradisi ini mendapat tekanan dan akhirnya dilarang setelah peristiwa politik tahun 1965. Pemerintah saat itu menganggap praktik gowok sebagai bentuk prostitusi terselubung, sehingga pelaksanaannya secara resmi dihentikan dan pelaku-pelakunya dikucilkan.
Sisi Romansa dan Konflik
Tidak hanya membahas budaya, film ini juga menggali sisi emosional dan konflik pribadi.
Diceritakan bahwa salah satu gowok dalam film ini jatuh cinta kepada seorang pria muda yang seharusnya ia bimbing.
Kisah cinta ini menjadi benang merah dalam narasi yang membingkai dilema antara tugas budaya dan keinginan pribadi.
Hanung Bramantyo menjelaskan bahwa melalui film ini, ia ingin mengangkat kembali diskursus mengenai seksualitas dalam budaya Timur yang sering dianggap tabu.
Ia juga berupaya mengajak penonton untuk melihat warisan budaya secara lebih bijak dan tidak semata-mata melalui sudut pandang moralitas modern.
Deretan Aktor Ternama dalam Film Ini
Film Gowok Kamasutra Jawa didukung oleh sejumlah aktor papan atas Indonesia, di antaranya:
- Reza Rahadian
- Raihaanun
- Lola Amaria
- Devano Danendra
- Slamet Rahardjo
Kehadiran nama-nama besar ini diyakini akan memperkuat kualitas akting dan menyuguhkan interpretasi mendalam terhadap karakter-karakter yang kompleks dalam film.
Dengan tema yang unik dan sinematografi khas Hanung Bramantyo, film ini diprediksi akan menjadi salah satu sorotan utama dalam dunia perfilman Indonesia pada pertengahan tahun 2025.