"Penanganan harus dilakukan dari wilayah hulu yakni di Lembang dan sekitarnya," ujarnya.
Untuk penanganannya, perlu pembuatan kolam tando di hulu seperti di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang hingga pemanfaatan kotoran hewan ternak diolah menjadi kompos, biogas, pupuk organik dan sebagainya.
"Diharapkan kita bisa membuat kolam tando di Suntenjaya yang merupakan milik lahan Perhutani. Sebagai langkah awal kita akan berkolaborasi lagi dengan instansi yang terkait sebab, semua harus terlibat agar persoalan pencemaran limbah bisa terselesaikan," jelasnya.
Baca Juga: Terjaring Razia, Puluhan Pelaku Pungli Jalani Pesantren Kilat
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan KBB, Wiwin Aprianti mengatakan, ada sekitar 6.000 peternak sapi di tiga wilayah di Bandung Barat. Daerah itu yakni Cisarua, Parongpong dan Lembang.
"Dari ribuan peternak tersebut, hanya 30 persen di antaranya yang mengelola limbah kotoran hewan. Sementara sisanya masih menggunakan sistem buang tanpa pengolahan," kata Wiwin.
Dia menambahkan, pihaknya bersama Pemprov Jabar dan stakeholder lainnya akan segera merealisasikan solusi untuk mengatasi permasalahan limbah kotoran hewan ternak. Seperti pembuatan kolam tando hingga mengubahnya menjadi lebih bermanfaat.
"Kondisi sungai tercemar itu memang benar adanya. Bahakan ini sudah terjadi mungkin dari beberapa generasi tahun 80-an. Akhirnya masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih dari sungai," tuturnya.