Warga Bekasi Habiskan Ongkos Transportasi Tertinggi se-Indonesia, Pekerja Tercekik

Minggu 03 Agu 2025, 14:59 WIB
Suasana di Stasiun Bekasi terpantau ramai setiap harinya karena menjadi salah transportasi publik yang menjadi pilihan warga Bekasi untuk sampai ke tujuan, Minggu, 3 Agustus 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

Suasana di Stasiun Bekasi terpantau ramai setiap harinya karena menjadi salah transportasi publik yang menjadi pilihan warga Bekasi untuk sampai ke tujuan, Minggu, 3 Agustus 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Kota Bekasi mencatatkan rekor sebagai wilayah dengan pengeluaran biaya transportasi tertinggi di Indonesia. Fakta ini diungkap oleh Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi Multimoda Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang merilis data pengeluaran warga untuk moda transportasi mencapai hampir Rp2 juta per bulan.

Dirjen Integrasi Transportasi Multimoda Kemenhub, Risal Wasal menjelaskan, tingginya biaya disebabkan beberapa faktor, mulai ketergantungan warga terhadap kendaraan pribadi, minimnya integrasi transportasi umum, hingga jauhnya jarak tempuh dari tempat tinggal ke lokasi kerja, terutama bagi para komuter Bekasi-Jakarta.

Kondisi ini langsung dirasakan Rahmadi, 48 tahun, karyawan swasta asal Bekasi yang setiap hari harus menempuh perjalanan menuju Tanjung Priok, Jakarta Utara, menggunakan sepeda motor.

Dengan gaji yang hanya sedikit di atas Upah Minimum Regional (UMR), Rahmadi harus memutar otak untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Ia memiliki istri dan tiga orang anak yang semuanya sudah duduk di bangku sekolah.

Baca Juga: Biaya Transportasi Mahal, Warga Bekasi Sisihkan Gaji untuk Ongkos ke Jakarta

“Buat bensin aja bisa habis Rp1,5 juta perbulan. Belum biaya servis motornya. Itu udah Rp1,5 juta lebih sebulan cuma buat ongkos kerja,” ujar Rahmadi saat ditemui Poskota, Minggu, 3 Agustus 2025.

Dengan pengeluaran transportasi sebesar itu, Rahmadi mengaku kerap harus menekan kebutuhan lain seperti belanja bulanan atau keperluan sekolah anak. Menurutnya, kondisi ini sudah berlangsung lama dan belum ada solusi konkret dari pemerintah.

“Kami enggak minta yang mewah. Tapi tolong pikirin juga pekerja seperti saya yang gajinya pas-pasan, dan anak sekolah semua. Masa tiap hari kerja cuma buat ongkos?” keluhnya.

Kisah serupa juga dirasakan Arif Rahman, 29 tahun, pekerja swasta asal Bekasi yang bekerja di Tangerang. Arif yang belum menikah ini memilih menggunakan transportasi umum, seperti KRL dan kendaraan motor pribadi untuk menunjang aktivitas hariannya.

Baca Juga: Trauma Beli Beras Oplosan, Warga Bekasi Pilih Beli ke Penggilingan Padi

Namun dengan gaji di bawah UMR, Arif tetap merasa terbebani. Demi mengurangi pengeluaran, ia bahkan hanya pulang ke Bekasi seminggu sekali dan memilih tinggal di kosan temannya yang dekat tempat kerja selama hari kerja.


Berita Terkait


News Update