“Saya selalu takut pada pemukim, kekerasan, pembongkaran rumah, dan pemindahan paksa yang dialami dan dirasakan oleh komunitas saya setiap hari di bawah pendudukan Israel,” sambungnya.
Ia juga meminta dunia untuk mengambil tindakan serius untuk menghentikan ketidakadilan dan menghentikan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga: Indonesia Sambut Baik Gencatan Senjata Israel-Palestina, Wamenlu Ajak Bangun Gaza Kembali
Kuatkan Suara Saat Bersama
Abraham mengatakan, mereka membuat film dokumenter tersebut karena saat bersama-sama, suara mereka akan lebih kuat.
“Kita melihat satu sama lain: Kehancuran yang mengerikan di Gaza dan rakyatnya yang harus diakhiri. Sandera Israel, yang ditangkap secara brutal dalam kejahatan 7 Oktober, yang harus dibebaskan,” ujarnya.
Abraham mengkritik Israel yang menghancurkan kehidupan Adra, dan mengatakan ada jalan berbeda dengan mengatakan solusi politik tanpa supremasi etnis, dengan hak-hak nasional bagi kedua rakyat.
Awalnya, film tersebut kesulitan mendapatkan distributor di AS, jadi para pembuatnya mengatur agar film tersebut ditayangkan selama satu minggu di Lincoln Center pada November 2024 agar memenuhi syarat masuk nominasi Oscar.
Baca Juga: Drama When The Phone Rings Dikecam Karena Singgung Palestina dan Israel, Banjir Rating 1
Piala Oscar adalah penghargaan bergengsi terbaru yang diperoleh No Other Land. Sebelumnya, film tersebut juga memenangkan penghargaan penonton dan penghargaan film dokumenter.
Seperti pada Festival Film Internasional Berlin pada Februari 2024, serta penghargaan New York Film Critics Circle untuk Film Non-Fiksi Terbaik.
Film ini sangat bergantung pada rekaman kamera dari arsip pribadi Adra. Ia merekam tentara Israel yang menghancurkan sekolah desa dan mengisi sumur air dengan semen untuk mencegah orang-orang membangun kembali.
Film ini juga memperlihatkan penduduk bersatu setelah Adra merekam seorang tentara Israel yang menembak seorang pria setempat yang memprotes pembongkaran rumahnya.