Curhat Sedih Siswi SMAN 2 Nganjuk Dituduh Curi HP: Saya Enggak Mau Sekolah Lagi

Kamis 14 Sep 2023, 13:22 WIB
Sekolah SMAN 2 Nganjuk, tempat viralnya kasus dugaan pencurian HP dengan tuduhan terhadap siswi ML. Foto: Ist.

Sekolah SMAN 2 Nganjuk, tempat viralnya kasus dugaan pencurian HP dengan tuduhan terhadap siswi ML. Foto: Ist.

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jagat maya heboh dengan kasus siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Nganjuk, Jawa Timur, yang dituduh mencuri ponsel.

Atas dugaan kasus tersebut, siswi SMAN 2 Nganjuk berinisial ML (15 tahun) itu tak diperbolehkan masuk sekolah terlebih dahulu, lantaran proses penyelidikan tengah dilakukan. Tercatat ML sudah 2 minggu tak sekolah. 

ML adalah siswi kelas X di SMAN 2 Nganjuk yang ramai disorot, usai dituduh melanggar aturan sekolah. Padahal, siswi tersebut bersikukuh tidak mencuri HP milik temannya. Apalagi sekolah juga disebut tidak memiliki bukti bahwa ML merupakan siswi yang mencuri HP milik temannya.

Kronologi Geger Kasus SMAN 2 Nganjuk

Pedrus, orang tua siswi ML, menceritakan kronologi yang menimpa anaknya. Berdasarkan keterangan anaknya, peristiwa bermula pada Senin pagi, 4 September 2023 lalu.

Seusai upacara digelar --namun masih berlangsung orasi Ketua OSIS-- ML bersama temannya izin keluar barisan untuk pergi ke toilet.

Sesampainya di toilet, ML dan temannya mengaku berpapasan dengan satu orang siswi lainnya. “Dia (siswi tadi) kepada anak saya cerita, temannya ini mau ngambil ponselnya di kelas. Lalu anak saya bersama teman yang ketemu di toilet tadi bareng mau ambil ponsel masing-masing," ujar Pedrus. 

Lantaran berbeda kelas, anaknya dan temannya berpisah di lantai 2. Dan lantaran saat mengambil ponsel tak hati-hati, tangan ML kemudian menyentuh tempat makan yang dibawanya.

ML dan temannya kemudian kembali ke dalam barisan dan mendengarkan orasi Ketua OSIS.

Setelah kegiatan selesai, kelas digaduhkan dengan kabar hilangnya HP salah seorang siswa. Kehilangan HP itu disampaikan ke wali kelas, dan berlanjut ke guru Bimbingan dan Konseling (BK).

Dari sanalah, ML --anaknya-- kemudian dipanggil dan dicecar oleh guru BK, dan sejumlah guru lainnya. Setidaknya ada 3 guru yang mencecarnya dengan pertanyaan.

"Dari sini anak saya dicecar pertanyaan hingga bingung, karena yang menanyai itu tiga guru BK. CCTV juga diputar, dan memang terlihat anak saya masuk ruang kelas, dan ambil ponsel miliknya sendiri," kata Ped. 

Usai dicecar pertanyaan, pada waktu siang, anaknya kemudian diantar oleh salah seorang guru BK ke rumah. Di rumah guru tersebut menjelaskan bahwa anaknya tidak bisa sekolah dahulu karena tersangkut masalah. Ped juga mengaku diundang oleh pihak sekolah untuk datang.

Namun tak menunggu jadwal undangan sekolah, Pedrus besoknya langsung bergegas ke SMAN 2 Nganjuk untuk meminta keterangan perihal anaknya.

"Termasuk untuk ambil ponsel anak saya yang disita pihak sekolah," katanya. "Saya yakin anak saya tidak seperti itu, saya tidak mendidiknya untuk berbuat jahat," kata Ped.

ML Tak Mau Sekolah Lagi

Sementara itu ML kini mengaku tak mau lagi kembali ke sekolah di SMAN 2 Nganjuk. Dia mengaku sangat sedih dengan tuduhan yang dialamatkan kepadanya. 

"Saya tidak ambil HP teman saya," ujarnya disitat saluran Youtube Garda Warta.

Dia juga meyakinkan, bahwa semua bisa dibuktikan bahwa dirinya memang tidak mengambil HP temannya. Hanya saja, kondisinya ketika itu yang berada di dalam kelas sebelum pergi ke toilet.

ML bahkan mengaku tidak mau kembali ke sekolah meski pihak sekolah nantinya membujuk untuk mempersilakan lagi dirinya masuk.

"Tidak. Saya trauma. Takut tidak punya teman di sana."

Sementara itu, Musidah, Pengurus WCC Nganjuk menjelaskan, pihaknya akan mencari jalan keluar terbaik untuk siswi SMAN 2 Nganjuk ini. Sebab dia dinilai harus
kembali bersekolah.

Untuk memulihkan kondisi psikis ML, dia menyebut, di Nganjuk ada fasilitas Puspaga yang bisa diakses secara gratis, di mana orang tua ML dapat mengantar anaknya untuk konsultasi dan penyembuhan traumanya.

Dia menambahkan, apabila dikehendaki, maka SMAN 2 Nganjuk menurutnya dapat diperkarakan karena telah membiarkan anak tidak sekolah.

"Tentang kesalahan anak sebesar apapun dapat diselesaikan tetapi sekolah menjadi hak anak," kata dia.

Selama ini, menurutnya, baik pihak sekolah dan orang tua dari ML tidak cocok dalam hal kronologi dan cerita. Meski begitu, dia menyayangkan bahwa pihak sekolah justru merumahkan ML atas dasar yang tidak jelas. Apalagi tidak ada bukti kuat yang menyebut bahwa siswi SMAN 2 Nganjuk itu melakukan pencurian.

"Tentang kesalahan, kebohongannya apa siswi ini, selama ini kan tidak disampaikan pihak sekolah, HP," ujar dia.

Terpisah, Kepala Sekolah SMAN 2 Nganjuk Rita Amalisa mengaku tidak membenarkan adanya tudingan bahwa pihak sekolah menuduh ML mencuri HP temannya. 

"Itu tidak benar, kami tidak menuduh siswi tersebut mencuri ponsel dan dia juga tidak dikeluarkan, namun tidak boleh masuk dulu karena kami masih melakukan penyelidikan. Dia tetap murid SMAN 2 Nganjuk," kata Rita. 

"Sekali lagi itu tidak benar, saya tidak pernah mengeluarkan siswi tersebut. Membuat rekomendasi pindah sekolah juga tidak, dan apa yang disampaikan orang tua ML itu tidak benar," kata Rita.
 

News Update