Kepergian sang suami semakin dirasakan Endang sejak beberapa hari ditinggalkan. Endang merasa tidak punya gairah hidup dan bingung harus berbuat apa, sebab harus menghidupi satu anaknya yang masih duduk di kelas 3 SMP.
Belum lagi, dirinya harus memikirkan kebutuhan untuk membayar listrik, kebutuhan hidup sehari-hari dia bersama anak, biaya anak sekolah serta kebutuhan lainnya.
Suaminya merupakan tulang punggung keluarga dan satu-satunya orang yang mencari nafkah dalam keluarga Endang. Sebab di keluarganya hanya ada satu anak, dan itupun masih sekolah.
"Sejak suami saya pergi saya gak tahu harus berbuat apa. Buat listrik rumah gimana, anak juga masih sekolah butuh biaya buat sekolah," ungkap Endang.
Diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengungkap, anak yatim yang orang tuanya meninggal selama pandemi Covid-19, akan mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Sejauh ini, Pemprov DKI masih mendata anak yang ditinggal orang tuanya yang meninggal dunia karena positif Covid-19.
Tujuannya, agar Pemprov DKI dapat menyiapkan skema pemberian bantuan sosial bagi anak-anak yatim, piatu, maupum yatim piatu.
"Nanti akan kita carikan program dan bantuan bagi anak-anak yang menjadi yatim, apalagi yatim piatu, karena meninggal Covid-19," kata Ariza kepada wartawan beberapa hari lalu di kawasan Jakarta Pusat.
Endang mengatakan, sejauh ini sudah ada pendataan bagi anak yatim piatu melalui RT di wilayahnya, namun hingga kini bantuan tersebut belum terealisasi.
"Sudah ada pendataan dari RT, tapi sampai sekarang belum ada realisasinya," ucap Endang.
Hari ini, Endang bersama anaknya mendatangi Polsek Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Tujuannya untuk mengambil bantuan berupa uang dan sembako dari Kapolsek.
\