PAMONG desa itu jabatan bergengsi di kampung. Tapi Wibowo (40), dan Estuning (30), yang keduanya jadi pamong desa di Kecamatan Pedan, Klaten (Jateng), dua tahun jadi pamong desa hasilnya lain.
Mereka bukan membangun desa, tapi membangun cinta dengan hasil Estuning hamil 2 bulan. Warga desa pun menggelar demo.
Jadi pamong desa itu harus menjalankan program Pak Kades. Karenanya dia mengemban misi Pak Kades, bukan misi pribadi masing-masing perangkat desa.
Tapi di banyak peristiwa, sering terjadi antar perangkat desa malah terlibat perbuatan mesum, memanjakan “perangkat lunak”-nya.
Dengan demikian cinta lokasi bukan milik artis saja, antar pamong desa juga bisa terjebak hubungan terlarang itu karena setiap hari ketemu.
Wibowo yang menjabat Urusan Perencanaan di desa wilayah Kecamatan Pedan, sudah lama mendampingi Pak Kades, seiring dengan terpilihnya Pak Kades Pringgo.
Lantas, dua tahun lalu masuk perangkat baru, namanya Estuning, yang ditunjuk di bagian Pelayanan Masyarakat. Sejak itu Wibowo jadi akrab dengan Estuning yang statusnya masih lajang alias perawan tulen.
Selain rajin bekerja, Estuning juga rajin bersolek. Namanya juga seorang gadis yang sedang berpromosi diri. Karena kepintarannya ngadisalira (bersolek), Estuning jadi lebih indah dari warna aslinya, meski ukurannya tetap 10 R.
Nah, di sinilah Wibowo mulai tertarik pada Estuning, meski di rumah juga sudah punya istri.
Rupanya Estuning tahu gejolak jiwa dan perasaan seniornya itu. Namanya juga bagian Pelayanan Masyarakat, dia lama-lama dan pada akhirnya bersedia pula jadi pelayanan syawat Mas Wibowo, demikian Estuning menyebut.
Sejak itu Estuning siap diputer-puter seperti tuning radio, kruick kruick……brbttttt……..sampai ketemu gelombang yang pas.