JAKARTA – Bisnis kopi di Indonesia marak seiring perkembangnya kursus-kursus pelatihan barista baik diselenggarakan oleh pelaku usaha swasta maupun pemerintah seperti balai-balai latihan kerja (BLK) Kementerian Ketenagakerjaan. “Wirausaha kedai kopi menjadi alternatif andalan rekan-rekan komunitas tunarungu menciptakan pekerjaan setelah dunia kerja masih menganggap disabilitas kami sebagai kekurangan. Padahal, justru ketunarunguan kami ini pula yang membuat kami fokus bekerja tanpa diganggu suara berisik,” ujar M. Ichsan Kamil, ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Kota Depok, Sabtu (2/11/2019). Dicontohkannya, Kafe Kedai Kopi Tuli yang dibangun para sarjana Strata S-1 seperti Adhika Prakoso, Trierwinsyah, dan Puteri dibuka di Krukut, Kota Depok, juga dikerjasamakan rekan lainnya di Daerah Durentiga, Kalibata, Jakarta Selatan. “Ketiganya kursus barista kelas brewing, cappuccino, kelas mengenal karakter kopi hingga kelas membuat latte art,” ujar sarjana Ahli Madya (Amd) administrasi itu. Kondisi itulah menginisiasi balai-balai latihan kerja (BLK) Kementerian Ketenagakerjaan menggelar pelatihan-pelatihan barista seperti BLK Banda Aceh, BLK Lembang, hingga BBLK Bekasi dan Bandung. Mulai pelatihan kopi saring, hingga berkreasi daya tarik kopi. “Dari enam (6) paket pelatihan yang digelar telah melahirkan siswa berwirausaha dan alumninya aktif menciptakan jejaring usaha termasuk mengikuti berbagai kompetisi,” komentar kepala BLK Banda Aceh, Teguh Sulistiyono. Maraknya kedai kopi tercatat dikarenakan dirilisnya 5 Kopi Termahal Dunia oleh Money Inc. Yaitu Kopi Aspina dari Kolombia seharga 770 dolar AS setara Rp 10,790 juta per 250 gram; Kopi Saint Helena di Samudera Pasifik seharga 60 Poundsterling setara Rp 1,083 juta per 100 gram. Lanatas, Kopi Geisha dari Ethiopia dihargai 475 dolar AS setara Rp 6,656 juta per 1,8 kilogram; Kopi Black Ivori dari Thailand Utara sebagai fermentasi kotoran gajah dihargai 100 dolar AS setara Rp 1,400 juta per 35 gram; dan Kopi Luwak dari Indonesia sebagai fermentasi kotoran Luwak dihargai 700 dolar AS setara Rp 9,7 juta per kilogram. (rinaldi/win)

Puteri, Penyandang Disabilitas yang Jadi Barista dan Pendiri Kopi Tuli
Minggu 03 Nov 2019, 07:11 WIB

Editor
[email protected] Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
Berita Terkait

LIFESTYLE
Jakarta Coffe Championship 2022 Ajang Barista Kopi Unjuk Gigi Untuk Go Internasional
Rabu 23 Mar 2022, 19:57 WIB

Regional
Generasi Muda di Pandeglang Dikenalkan Olahan Kopi Melalui Workshop Barista Kopi
Minggu 26 Nov 2023, 08:50 WIB
News Update

EKONOMI
Besaran Bantuan KJP Plus Tahap 2 2025 Lengkap dengan Jadwal dan Syaratnya
04 Agu 2025, 23:02 WIB

EKONOMI
5 Industri Masa Depan yang Bisa Bikin Kaya Raya Menurut Timothy Ronald
04 Agu 2025, 21:43 WIB

JAKARTA RAYA
Suka Duka Pedagang Bendera di Bekasi, Didi Tinggalkan Cirebon dengan Membawa Harapan
04 Agu 2025, 21:32 WIB


Nasional
Resmi Buka UMK Digital Fest 2025, Telkom Pacu Semangat Go Digital untuk UMKM
04 Agu 2025, 21:08 WIB



JAKARTA RAYA
Polisi Tetapkan Penumpang Lion Air Berteriak Bawa Bom sebagai Tersangka
04 Agu 2025, 20:25 WIB

JAKARTA RAYA
Pengibaran Bendera One Piece Marak, Polisi dan Satpol PP Pantau Warga Jakpus
04 Agu 2025, 20:23 WIB


JAKARTA RAYA
Pengamat Nilai Wali Kota Bekasi Tak Paham Kewajiban Sediakan Angkutan Umum
04 Agu 2025, 20:09 WIB



JAKARTA RAYA
Bendera One Piece Terpasang di GOR Laga Satria Bogor, Begini Kata Dispora
04 Agu 2025, 19:45 WIB


HIBURAN
Erika Carlina Tolak Kunjungan DJ Panda Usai Melahirkan, DJ Bravy Ungkap Alasan di Baliknya
04 Agu 2025, 19:41 WIB

