JAKARTA – Kaawasan-kawaasan strategis di Jakarta Selatan bisa dikatakan dikuasai oleh ojek online (ojol). Sebab, di kawasan-kawasan tersebut demikian banyak ojol, kian hari makin membludak, hingga tidak terakomodirnya. Belakangan, membludaknya ojek online memicu beragam masalah, mulai dari okupasi area pedesterian, kemacetan hingga beragam masalah lainnya. Hal itu pu pun mendapat perhatian Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah Matali. Untuk menyelesaikan persoalan ini perlu adanya sinergi dan duduk bareng antara pemangku kepentingan untujk mencari solusi. Sebab, transportasi online diibaratkannya sebagai mata uang logam yang memiliki kedua sisi yang berbeda. “Pada satu sisi, transportasi online, termasuk ojek online diakuinya memberikan banyak hal positif dalam menanggulangi masalah pengangguran. Makanya untuk mengatasi persoalan ini perlu adanya duduk bareng pemangku kepentingan demi menyelesaikan persoalan ini,” terang Wali Kota Marullah Matali. Diungkapkan oleh orang nomor satu di Jakarta Selatan, permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan sendiri, tetapi harus ada komitmen bersama dalam menata transportasi online. Meski begitu, dirinya mengakui jika keputusan para pengemudi ojek online untuk mangkal di pinggir jalan atau di atas trotoar memang tidak nyaman. Akan tetapi, tidak adanya shelter ataupun ruang tunggu di sejumlah kawasan strategis menyebabkan masalah terus berulang. "Munculnya transportasi online ini pasti ada negatifnya, masih banyak yang parkir di sembarang tempat. Para pengojek mengaku juga tidak nyaman mangkal di situ makanya perlu duduk bersama," ungkapnya. Menurutnya, bukan hanya sejumlah kawasan strategis seperti stasiun Kereta Api (KA), stasiun Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT), terminal, pasar modern dan swalayan. Perkantoran dan sejumlah kawasan sekitar halte bus Transjakarta juga kerap menjadi sasaran pangkalan liar ojek online sehingga tak jarang menimbulkan kemacetan. Seperti di Jalur Transjakarta Koridor 13 Ciledug-Tendean. Ojol ini mangkal di sekitar titik turun 15 halte yang terhampar mulai dari Jalan HOS Tjokroaminoto, Jalan Ciledug Raya, Jalan Kebayoran Lama, Jalan Kyai Maja, Jalan Sisingamaraja, Jalan Trunojoyo, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Kapten Tendean itu. "Mereka biasanya tunggu di bawah, sekitar tangga turun halte. Mereka mangkal dan bergerombol sehingga hambat lalu lintas. Solusi jangka pendek usir atau gebah, solusi jangka panjang harus dipikir bersama," tambahnya. Meski begitu, Marullah mengaku pihaknya terus berupaya dan meminta Satpol PP dan Sudin Perhubungan untuk menempatkan dan mengusir ojol, tapi itu tidak menjadi solusi. Sebab, para pengemudi ojek online akan kembali mangkal ketika petugas tidak hadir di lokasi. Untuk itu kedepan pihaknya berencana akan mengundang pihak terkait, seperti MRT, KAI, Transjakarta serta pihak Gojek dan Grab selaku penyedia jasa transportasi online untuk duduk bareng dan sama-sama mencari solusi terbaik. "Sekarang bentuknya masih represif, untuk solusi jangka pendek. Tetapi ke depan harus ada rencana lain, harus diselesaikan bersama. Sebab jika tidak jumlah ojek onlin ini terus bertambah makanya perlu adanya solusi secapatnya," tutupnya. Pantauan di sejumlah lokasi di Jakarta Selatan terutama kawasan stategis masih menjadi lokasi pangkalan ojek online. Ini terjadi pasca meledak hingga digandrunginya transportasi online beberapa tahun belakangan, keberadaan pengendara ojek online. Meski jumlah mereka terus bertambah terutama di Jakart, namunhingga saat ini, belum ada solusi terkait penataan transportasi online, baik dari sisi pemerintah maupun pihak pengelola. Keberadaan pengemudi online, baik ojek maupun taksi online dapat dengan mudah terlihat dari balik aplikasi Grab ataupun Gojek. (wandi/win)

Kawasan Strategis Jakarta Selatan Dikuasai Ojek Online
Jumat 04 Okt 2019, 17:41 WIB

[email protected]
Editor
Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
News Update
Masih Bisa Diklaim! Cek 25 Kode Redeem FF Sore Ini Selasa 13 Mei 2025
13 Mei 2025, 16:43 WIB

NIK KTP Anda Terekam sebagai Penerima Saldo Dana Bansos PKH, Rp600.000 Cair ke Rekening BNI dan Mandiri?
13 Mei 2025, 16:43 WIB

Apakah Galbay Pinjol Bisa Masuk Penjara? Waspadai Risikonya
13 Mei 2025, 16:36 WIB

Perjuangan Mees Hilgers: Dari Dapur Kecil ke Timnas Indonesia
13 Mei 2025, 16:33 WIB

Pemprov Jakarta Optimalkan Pergudangan dan Teknologi Digital untuk Jaga Stabilitas Pangan
13 Mei 2025, 16:32 WIB

Kabar Gembira! PNS di Beberapa Instansi Ini Berkesempatan Mendapat Rumah Bersubsidi, Cek Syaratnya di Sini
13 Mei 2025, 16:26 WIB

Fitur COD TikTok Shop Tidak Muncul? Begini Cara Mengaktifkannya
13 Mei 2025, 16:23 WIB

Pemprov Jakarta Andalkan BUMD dan Teknologi Digital untuk Jaga Ketahanan Pangan
13 Mei 2025, 16:22 WIB

Tanpa Ribet! Uang Gratis Rp100.000 Lansung Cair dari Aplikasi Penghasil Saldo Dana
13 Mei 2025, 16:19 WIB

Benarkah Utang Pinjol Ilegal Gak Perlu Dibayar? Cek Faktanya
13 Mei 2025, 16:18 WIB

Simulasi Pinjaman Easycash Rp15 Juta dengan Tenor 12 Bulan, Bunga dan Cicilan Ringan!
13 Mei 2025, 16:15 WIB

Penyaluran Bansos Beras 10 Kg Mulai Dilaksanakan Pemerintah, Siapa Saja yang Berhak Terima?
13 Mei 2025, 16:13 WIB

Viral, Pedagang di Pasar Jatibarang Ngeluh Ormas Minta Pungli Berkedok Sumbangan
13 Mei 2025, 16:13 WIB

Jangan Tertipu! Ini Bahaya Pinjol Ilegal Bermodus Bunga Ringan yang Jarang Disadari
13 Mei 2025, 16:12 WIB

Cari Tambahan Uang Jajan? Coba Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis 2025
13 Mei 2025, 16:12 WIB

Kondisi Fisik Jay Idzes Jadi Kekhawatiran Jelang Laga Krusial Timnas Indonesia
13 Mei 2025, 16:10 WIB
