Program Makan Gratis Jalan Terus Saat Sekolah Libur, Ini Penjelasan Lengkap dari BGN

Selasa 23 Des 2025, 15:11 WIB
Pemerintah buka pendaftaran seleksi CPNS 2025 BGN, cek informasinya. (Sumber: bgn.go.id)

Pemerintah buka pendaftaran seleksi CPNS 2025 BGN, cek informasinya. (Sumber: bgn.go.id)

POSKOTA.CO.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi perhatian publik seiring datangnya masa libur sekolah akhir tahun.

Di tengah berhentinya aktivitas belajar mengajar, muncul pertanyaan dari masyarakat: mengapa MBG tetap berjalan saat sekolah libur? Pertanyaan ini wajar, mengingat program tersebut selama ini identik dengan aktivitas pendidikan formal di sekolah.

Namun, Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa pelaksanaan MBG selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 merupakan kebijakan yang disengaja dan berbasis kebutuhan. Pemerintah memandang bahwa pemenuhan gizi anak tidak boleh terputus hanya karena kalender akademik berhenti sementara.

Bagi sebagian anak, terutama dari keluarga rentan, program ini bukan sekadar pelengkap, melainkan penopang utama asupan nutrisi harian.

Baca Juga: Gereja-gereja Asal Sumut Rayakan Natal di Jakarta, Bahas Krisis Lingkungan dan Bencana

MBG sebagai Program Preventif Jangka Panjang

BGN menekankan bahwa MBG bukanlah program musiman yang hanya mendukung proses belajar di kelas. Lebih dari itu, MBG dirancang sebagai langkah preventif untuk mencegah kekurangan gizi, stunting, dan masalah kesehatan jangka panjang pada anak.

Oleh karena itu, keberlanjutan program selama libur sekolah justru memperkuat tujuan awal kebijakan tersebut.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, turut menyatakan dukungannya. Menurutnya, kebutuhan gizi anak bersifat biologis dan berlangsung setiap hari, bukan mengikuti jadwal akademik.

Dalam perspektif ini, libur sekolah justru menjadi periode rawan, karena pengawasan asupan makan anak sepenuhnya berpindah ke rumah tangga dengan kondisi ekonomi yang beragam.

Dukungan DPR Disertai Catatan Perbaikan

Meski mendukung, Komisi X DPR RI juga memberikan sejumlah catatan penting. Salah satunya terkait penyesuaian menu MBG selama libur sekolah.

Hetifah menilai bahwa makanan yang dibagikan sebaiknya berupa makanan kering atau tahan simpan, sehingga aman dikonsumsi di rumah tanpa risiko pembusukan.

Selain itu, ia menekankan pentingnya koordinasi lintas pihak, mulai dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), sekolah, orang tua, hingga siswa.

Distribusi yang tepat sasaran menjadi kunci agar bantuan tidak salah arah. Keterlibatan UMKM lokal juga dinilai strategis, bukan hanya untuk menjamin ketersediaan pangan, tetapi sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.

Perbedaan Pandangan di Internal DPR

Di sisi lain, tidak semua fraksi di DPR memiliki pandangan yang sama. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, mengusulkan agar anggaran MBG selama libur sekolah dialihkan sementara ke kebutuhan lain yang dinilai lebih mendesak, seperti bantuan korban bencana alam atau penguatan layanan kesehatan di daerah dengan angka stunting tinggi.

Charles juga mempertanyakan efektivitas distribusi MBG ketika ekosistem sekolah tidak berjalan normal. Ia mengingatkan risiko penyimpangan tujuan program jika paket makanan didominasi produk kemasan atau ultra processed food. Dalam pandangannya, peran orang tua seharusnya lebih dioptimalkan dalam pemenuhan gizi anak selama masa liburan.

Dasar Hukum Pelaksanaan MBG Saat Libur Sekolah

BGN memastikan bahwa kebijakan ini memiliki landasan hukum yang jelas. Pelaksanaan MBG selama libur sekolah mengacu pada Keputusan Kepala BGN Nomor 52.1 Tahun 2025 tentang Pedoman Tata Kelola Penyelenggaraan MBG Selama Libur Sekolah.

Dalam pedoman tersebut, paket MBG terdiri atas satu makanan siap santap dan dua paket makanan kemasan tahan lama.

Skema ini dirancang agar kebutuhan gizi siswa tetap terpenuhi meskipun mereka tidak hadir ke sekolah setiap hari. Pendekatan ini menunjukkan upaya pemerintah untuk menyeimbangkan aspek kesehatan, keamanan pangan, dan efisiensi distribusi.

Skema Distribusi yang Fleksibel dan Adaptif

Untuk menjawab pertanyaan publik mengenai kenapa MBG tetap berjalan saat libur sekolah, BGN juga menjelaskan bahwa distribusi dilakukan secara fleksibel.

Frekuensi penyaluran ditetapkan maksimal dua kali dalam sepekan, dengan mekanisme yang disesuaikan kondisi masing-masing sekolah.

Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menjelaskan bahwa siswa dapat mengambil paket MBG di sekolah pada hari tertentu. Namun, apabila sekolah tidak bersedia menerima distribusi selama libur, BGN tidak akan memaksakan pelaksanaan.

Jenis Makanan yang Dibagikan Selama Libur

Menu MBG selama libur didominasi makanan yang tidak memerlukan pengolahan ulang, seperti buah-buahan segar, roti produksi UMKM, susu, dan telur. Telur asin dipilih karena lebih tahan lama dan mudah disimpan.

Sementara itu, program MBG untuk kelompok 3B (ibu hamil, ibu menyusui, dan balita) tetap berjalan tanpa libur, mengingat kelompok ini memiliki kebutuhan gizi yang sangat krusial.

Baca Juga: Pemkot Jakbar Temukan Kandungan Formalin Pada Manisan Pala yang Dijual di Hypermart Puri Indah

Opsi Distribusi ke Rumah Siswa

BGN juga tengah mengkaji opsi pengantaran MBG langsung ke rumah siswa. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebutkan bahwa kebijakan ini akan disesuaikan dengan kapasitas dapur MBG atau SPPG di masing-masing daerah. Jika dinilai memungkinkan, pemerintah akan menerbitkan surat edaran sebagai dasar hukum sebelum diterapkan secara nasional.

Libur sekolah akhir tahun 2025–2026 yang umumnya berlangsung dari 22 Desember 2025 hingga 3 Januari 2026 menjadi ujian nyata bagi keberlanjutan kebijakan sosial.

Dalam konteks ini, keputusan pemerintah mempertahankan MBG selama libur sekolah dapat dipandang sebagai langkah antisipatif untuk memastikan hak dasar anak atas gizi tetap terpenuhi, tanpa terputus oleh jeda akademik.


Berita Terkait


News Update