POSKOTA.CO.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi perhatian publik seiring datangnya masa libur sekolah akhir tahun.
Di tengah berhentinya aktivitas belajar mengajar, muncul pertanyaan dari masyarakat: mengapa MBG tetap berjalan saat sekolah libur? Pertanyaan ini wajar, mengingat program tersebut selama ini identik dengan aktivitas pendidikan formal di sekolah.
Namun, Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa pelaksanaan MBG selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 merupakan kebijakan yang disengaja dan berbasis kebutuhan. Pemerintah memandang bahwa pemenuhan gizi anak tidak boleh terputus hanya karena kalender akademik berhenti sementara.
Bagi sebagian anak, terutama dari keluarga rentan, program ini bukan sekadar pelengkap, melainkan penopang utama asupan nutrisi harian.
Baca Juga: Gereja-gereja Asal Sumut Rayakan Natal di Jakarta, Bahas Krisis Lingkungan dan Bencana
MBG sebagai Program Preventif Jangka Panjang
BGN menekankan bahwa MBG bukanlah program musiman yang hanya mendukung proses belajar di kelas. Lebih dari itu, MBG dirancang sebagai langkah preventif untuk mencegah kekurangan gizi, stunting, dan masalah kesehatan jangka panjang pada anak.
Oleh karena itu, keberlanjutan program selama libur sekolah justru memperkuat tujuan awal kebijakan tersebut.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, turut menyatakan dukungannya. Menurutnya, kebutuhan gizi anak bersifat biologis dan berlangsung setiap hari, bukan mengikuti jadwal akademik.
Dalam perspektif ini, libur sekolah justru menjadi periode rawan, karena pengawasan asupan makan anak sepenuhnya berpindah ke rumah tangga dengan kondisi ekonomi yang beragam.
Dukungan DPR Disertai Catatan Perbaikan
Meski mendukung, Komisi X DPR RI juga memberikan sejumlah catatan penting. Salah satunya terkait penyesuaian menu MBG selama libur sekolah.
Hetifah menilai bahwa makanan yang dibagikan sebaiknya berupa makanan kering atau tahan simpan, sehingga aman dikonsumsi di rumah tanpa risiko pembusukan.
