Penguatan SEO dan PR menjadi langkah strategis agar brand memiliki fondasi digital yang kredibel dan berkelanjutan. Melalui distribusi publikasi yang tepat dan terukur, brand dapat membangun konteks yang kuat di mata Google sekaligus sistem berbasis AI, sehingga pesan dan reputasi yang dibangun dapat terbaca secara konsisten di berbagai kanal digital.
Panel Diskusi 1, Kolaborasi KOL dan Brand!
Panel diskusi pertama menghadirkan Amritsa Raje, top kreator Indonesia, dan Rizky Permata Najatafani, Co-Founder KOL.ID. Diskusi ini membahas standar dan tantangan kerja sama antara brand dan KOL.
Keduanya sepakat bahwa kolaborasi KOL harus mempertimbangkan niche, persona, engagement rate, serta kesesuaian dengan brief brand. Brand juga perlu membedakan poin wajib dan ruang eksplorasi agar konten tetap autentik.
Amritsa Raje menegaskan bahwa kejujuran adalah kunci utama dalam konten. “Niche adalah jati diri. Konten yang dibuat dengan jujur dan dari hal yang benar-benar kita suka akan terasa ke audiens,” ujarnya.
Sementara itu, Rizky Permata Najatafani menyoroti perubahan ekosistem KOL yang semakin terstruktur dan berbasis data. Ia menyampaikan bahwa pada 2026, kolaborasi KOL tidak lagi hanya mengandalkan popularitas, tetapi juga didukung oleh data performa dan pemetaan niche yang jelas.
“Ekosistem KOL akan bergerak ke arah yang lebih data-driven dan niche-focused, sehingga brand dapat mengambil keputusan yang lebih terukur dan strategis,” jelas Permata.
Panel Diskusi 2, Media, Konten, dan Mindset Brand
Panel diskusi kedua mempertemukan Ahmad Desrayen dan Leonard Hartono, Founder The Overpost. Diskusi ini menyoroti efektivitas media, jenis konten, dan peran mindset business owner.
Ayen menekankan pentingnya pendekatan strategis dalam pemilihan media dan kanal distribusi, di mana kualitas, relevansi audiens, dan potensi dampak bisnis harus menjadi pertimbangan utama, bukan sekadar jumlah publikasi. Ia juga menegaskan bahwa SEO tetap relevan dalam mendukung visibilitas jangka panjang brand.
Baca Juga: LAB 45 Gelar Seminar Proyeksi Indonesia 2045, Sejumlah Isu Strategis akan Dibahas
Sejalan dengan pandangan tersebut, Leonard Hartono menyoroti pentingnya pemahaman brand terhadap peran format konten dalam membangun hubungan dengan audiens. Ia menjelaskan bahwa setiap jenis konten memiliki fungsi dan nilai yang berbeda dalam perjalanan konsumen.
“Short-form itu seperti dikenalin teman, tapi long-form itu seperti ngopi bareng. Trust dan value dibangun dari situ,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan brand tidak hanya bergantung pada agency atau tools, tetapi juga pada mindset serta pemahaman ROI dari business owner.
