POSKOTA.CO.ID - Aksi kemanusiaan Muhammadiyah untuk membantu korban banjir dan tanah longsor di wilayah Sumatra jadi sorotan publik. Organisasi Islam terbesar di Indonesia ini menyalurkan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar untuk para korban bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Melalui jaringan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lazismu, Muhammadiyah mengerahkan ratusan relawan serta menyalurkan bantuan logistik, layanan kesehatan, hingga dukungan psikososial bagi masyarakat terdampak.
Respons cepat dan terkoordinasi ini mempertegas peran Muhammadiyah sebagai salah satu kekuatan utama dalam penanganan bencana nasional.
Setelah gerakan infak Salat Jumat di masjid-masjid Muhammadiyah di berbagai daerah berhasil menghimpun dana besar. Dari infak Jumat pekan lalu, dana yang terkumpul dilaporkan mencapai Rp80 miliar.
Baca Juga: Penumpang Whoosh Diprediksi Meningkat Jelang Nataru, KCIC Tingkatkan Layanan dan Pengamanan
Jumlah tersebut disampaikan Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah, Ridho Al-Hamdi pada Jumat 19 Desember 2025. “Alhamdulillah dari gerakan itu semua, dikelola oleh PP Muhammadiyah, secara teknis oleh LazisMu, terkumpul hanya dari infak Jumat berkah pekan lalu, itu sebesar Rp80 miliar,” ujar Ridho.
Ridho menegaskan angka tersebut belum mencakup bantuan yang dihimpun oleh amal usaha Muhammadiyah di daerah. “Saya kira lebih dari Rp80 miliar kalau itu dikumpulkan tidak hanya dari Jumat berkah,” lanjutnya.
Ia menambahkan, infak juga berasal dari lokasi Salat Jumat di amal usaha dan perguruan tinggi Muhammadiyah. “Tidak hanya di masjid saja, misalnya di amal usaha atau perguruan tinggi yang dijadikan lokasi salat jumat itu juga bagian dari infaq yang dikumpulkan,” ujar Ridho.
Gerakan Kemanusiaan Berbasis One Muhammadiyah One Response
Dalam penanganan bencana di Sumatra, Muhammadiyah menerapkan prinsip One Muhammadiyah One Response (OMOR). Seluruh unsur Persyarikatan, mulai dari organisasi otonom, amal usaha, hingga relawan kesehatan dan perguruan tinggi, bergerak dalam satu komando.
Bantuan yang disalurkan tidak hanya berupa kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, tenda, dan selimut, tetapi juga layanan kesehatan darurat melalui Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah.
Selain itu, relawan dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah diterjunkan untuk memberikan pendampingan psikososial bagi penyintas, termasuk anak-anak dan kelompok rentan.
Pendekatan ini menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak hanya hadir pada fase darurat, tetapi juga menyiapkan langkah lanjutan menuju rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah terdampak.
Baca Juga: Pemerintah Izinkan Masyarakat Manfaatkan Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera, Tapi Ada Syaratnya
Aksi Sosial yang Didukung Kekuatan Finansial Organisasi
Besarnya skala bantuan Muhammadiyah dalam berbagai bencana kerap memunculkan pertanyaan publik mengenai sumber kekuatan finansial organisasi ini.
Muhammadiyah memang dikenal sebagai salah satu organisasi keagamaan dengan pengelolaan aset terbesar, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di tingkat global.
Berdasarkan berbagai laporan, total aset Muhammadiyah diperkirakan mencapai sekitar Rp460 triliun. Angka tersebut menempatkan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terkaya di dunia dan berada di jajaran teratas organisasi keagamaan dengan aset terbesar secara internasional.
Sumber Kekayaan Muhammadiyah

Kekayaan Muhammadiyah tidak bersumber dari satu sektor saja. Organisasi ini membangun kekuatan ekonomi melalui jaringan amal usaha yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial.
Muhammadiyah mengelola lebih dari 5.000 sekolah, ratusan perguruan tinggi, ratusan rumah sakit dan klinik, serta panti asuhan dan panti jompo. Selain itu, organisasi ini memiliki ribuan aset tanah dan ratusan unit properti yang dikelola secara produktif.
Seluruh unit tersebut tidak hanya menopang keberlangsungan organisasi, tetapi juga menghasilkan surplus yang dapat dialokasikan kembali untuk program sosial, kemanusiaan, dan kebencanaan.
Baca Juga: BNN Gelar Konferensi Pers Akhir Tahun 2025, Gelorakan War on Drugs for Humanity
Transparansi dan Pengelolaan Dana
Pengelolaan aset dan dana Muhammadiyah dijalankan dengan prinsip transparansi, profesionalisme, dan kemandirian. Setiap amal usaha memiliki sistem manajemen yang diawasi secara berjenjang, sehingga dana yang dihimpun dapat dimanfaatkan secara tepat sasaran.
Prinsip inilah yang membuat Muhammadiyah mampu bergerak cepat saat bencana terjadi, tanpa harus menunggu bantuan eksternal. Kekuatan finansial yang ditopang tata kelola profesional menjadikan Muhammadiyah relatif mandiri dalam menjalankan misi kemanusiaannya.
Dengan kombinasi kekuatan finansial, jaringan nasional, dan komitmen kemanusiaan, Muhammadiyah terus membuktikan bahwa pengelolaan aset yang profesional dapat menjadi fondasi kuat bagi solidaritas dan kepedulian sosial di Indonesia.
