Warga Muara Angke Harus Merogoh Kocek Ratusan Ribu untuk Beli Air Bersih

Kamis 04 Des 2025, 18:42 WIB
Potret penjual air bersih dalam jeriken di Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

Potret penjual air bersih dalam jeriken di Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Persoalan akses air bersih masih menghimpit kehidupan warga Muara Angke, Jakarta Utara. Mereka bahkan, harus merogoh kocek ratusan ribu untuk membeli air bersih.

Di tengah padatnya permukiman pesisir, air tanah yang keruh, berbau besi, dan menimbulkan gatal, masih menjadi satu-satunya sumber air untuk mandi dan mencuci.

Sementara untuk air minum dan masak, warga harus membeli air galon atau jeriken dan air isi ulang dengan biaya yang tidak sedikit.

Salah satunya, Sudiarjo, 60 tahun, yang telah tinggal sejak 2003, mengaku, hanya mengandalkan air tanah untuk kebutuhan mandi.

Setiap bulan, ia harus membayar Rp250.000 untuk mendapatkan air tersebut, yang kualitasnya jauh dari layak konsumsi.

Baca Juga: Warga Masih Beli Air Bersih Dalam Jeriken, DPRD DKI Desak PAM Jaya Percepat Perpipaan di Muara Angke

“Kalau enggak direcover saya gatal. Warnanya agak kuning, kayak campuran besi,” ucap Sidoarjo kepada Pos Kota, Kamis, 4 Desember 2025.

Untuk menjernihkan air, ia membeli kapur satu kilogram setiap bulan dengan harga antara Rp40.000 hingga Rp50.000.

Meski begitu, ia tetap harus berhati-hati karena jika tidak terbiasa, air tanah itu bisa memicu iritasi kulit.

Untuk air minum, Sudiarjo membeli air jeriken seharga Rp5.000 per unit. Dalam seminggu, ia membeli dua jeriken untuk kebutuhan masak, sehingga dalam sebulan ia menghabiskan delapan jeriken atau sekitar Rp40.000 hanya untuk air memasak.

“Untuk minum ada lagi, pakai air isi ulang dan kadang air botol,” ujarnya.


Berita Terkait


News Update