POSKOTA.CO.ID - Berbagai negara mulai menyoroti terkait banjir Sumatra, negara seperti Amerika Serikat, Iran, Arab Saudi, Rusia, Inggris hingga Armenia memberikan perhatiannya dan menyampaikan belasungkawa atas peristiwa yang terjadi di Indonesia.
Banhkan beberapa negara menawarkan bantuan kemanusiaan. Namun hingga saat ini, pemerintah Indonesia belum membuka peluang bantuan internasional secara luas.
Hanya Malaysia yang akhirnya berhasil mengirimkan bantuan medis ke Aceh. Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan publik, mengapa Indonesia menolak bantuan internasional untuk banjir Sumatra?
Meski begitu, pemerintah juga telah mengirimkan bantuan melalui jalur darat, laut dan udara. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebutkan enam wilayah di Aceh kini dapat diakses melalui jalur laut.
Baca Juga: Mobil Panther Terendam Banjir 10 Jam di Aceh Tetap Menyala, Isuzu Ingatkan soal Keamanan
“Saat ini sudah dapat diakses dengan kapal laut di enam wilayah: Lhokseumawe, Bireun, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang dapat diakses dengan truk jalur darat. Delapan wilayah seperti Pidie, Pidie Jaya, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Nagan, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam,” ujar Listyo dikutip dari laman Setneg pada Kamis 4 Desember 2025.
“Kemudian wilayah yang dapat diakses dengan udara saat ini antara lain Aceh Tenggara, Takengon, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan Bener Meriah. Pada prinsipnya untuk tahap awal bantuan logistik ini sudah bisa disalurkan sampai tingkat kecamatan,” sambungnya.
Bantuan Tak Terjangkau Disalurkan Lewat Udara dan Laut

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan pengiriman bantuan udara untuk wilayah yang tidak terjangkau jalur darat.
Ia juga menambahkan keselamatan prajurit menjadi prioritas setelah beberapa personel gugur dalam operasi kemanusiaan.
“Barang itu dijatuhkan dari pesawat dalam bentuk box yang pakai baling-baling sehingga pada saat ke tanah tidak hancur. Kemudian menggunakan payung udara, dropnya lewat Hercules C-130,” kata Agus.
