DEPOK, POSKOTA.CO.ID – Dodi, 40 tahun, warga Kelurahan Mekarsari, Cimanggis, Depok, bertahun-tahun tinggal di rumah warisan orang tuanya yang kini rusak parah.
Sejak kedua orang tuanya meninggal, ia menjadi salah satu tulang punggung keluarga dan menempati rumah tersebut bersama dua kepala keluarga berjumlah tujuh jiwa.
Dodi mengatakan ia pernah bekerja setahun di kapal Pelni KM Pangrango pada 2007–2008. Namun ia memutuskan tidak lagi bekerja jauh setelah pesan almarhum ibunya.
"Saat ibu Samrah mengucap melarang untuk pergi jauh tersebut, kondisinya sudah tidak baik divonis dokter terkena penyakit kanker servik stadium 4 dan akhirnya meninggal dunia di tahun 2017. Setelah ibu meninggal, menyusul bapak Dulhadi, sama divonis sakit kanker paru-paru dan meninggal dunia tahun 2022," ujarnya saat ditemui Jumat, 28 November 2025.
Baca Juga: Demi Gaya Hidup, Sejoli di Depok Curi Perhiasan hingga iPhone 17 Teman
Sejak tiga tahun terakhir, rumah berukuran 96 meter persegi itu makin rusak. Atap bambu ambruk akibat hujan deras hingga lima kamar dan kamar mandi terbuka tanpa genteng.
"Ambruknya atap rumah akibat terkena hujan tersebut membuat lima kamar yang ada atapnya pada ambruk termasuk kamar mandi sehingga terbuka semua sekarang," kata Dodi. Terpal yang sempat dipasang juga rusak. Kini rumah dibiarkan tanpa atap.
Setiap malam, keluarga kesulitan tidur karena hawa dingin dan serangan nyamuk. Saat hujan, air langsung masuk dan membanjiri rumah.
"Terkadang sesekali jika hujannya deras dan lama semuanya tidak akan bakal bisa beristirahat dengan tenang dan nyaman karena banjir seisi rumah," ujarnya.
Dengan penghasilan sekitar Rp 3 juta per bulan sebagai office boy di sebuah klinik di Tanah Abang, Dodi mengaku tak mampu memperbaiki rumah.
"Jika ada apa-apa kami selalu urungan dengan adik-adik jika dapat rejeki baru bisa memperbaiki," ujarnya.
