KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Tim forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah melakukan proses pemeriksaan terhadap kerangka manusia yang diduga sebagai jasad Alvaro Kiano Nugroho, bocah 6 tahun yang dilaporkan hilang sejak bulan Maret 2025.
Mereka mengaku menerima dua kantong jenazah yang dikirim penyidik Polres Metro Jakarta Selatan pada Senin, 24 November 2025 dini hari.
“Kami dari Pusdok Polri Kramat Jati pada Senin 24 November 2025 pukul 00.15 menerima kiriman dari penyidik Polres Metro Jakarta Selatan,” ujar Ahli Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, dr. Farah, saat konferensi pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin, 24 November 2025.
Farah menjelaskan bahwa pemeriksaan baru dapat dilakukan setelah adanya permintaan resmi dari penyidik. Pemeriksaan itu dimulai pada pukul 08.00 WIB.
Baca Juga: Tersangka Pembunuh Alvaro Sempat Cari Korban dan Pura-pura Lapor Polisi
Dua kantong jenazah yang dikirim berisi pakaian dan potongan tulang belulang. Kantong pertama berisi dua helai pakaian, yakni kemeja putih lengan panjang dan celana pendek.
"Satu kantong lagi berisikan beberapa potong kerangka atau tulang belulang bercampur dengan pasir dan ada beberapa tulang yang diduga bukan berasal dari manusia,” jelas Farah.
Lanjut Farah, dari proses identifikasi awal, tim forensik menyimpulkan bahwa sebagian tulang tersebut merupakan tulang manusia.
Melalui analisis struktur yang masih utuh, diperoleh gambaran mengenai estimasi ras dan jenis kelamin. Perkiraan jenis kelamin dari tulang tengkorak mengarah ke jenis kelamin laki-laki.
“Dari tulang yang berasal dari manusia, kami bisa memperkirakan beberapa identifikasi, salah satunya perkiraan ras yakni mongoloid,” terang Farah.
Namun, kata Farah, penentuan usia tidak dapat dilakukan karena minimnya struktur tulang yang mendukung. Analisis gigi pun tidak bisa dilakukan sebab tulang rahang tidak ditemukan.
Pihaknya juga juga menerima bantuan dari ahli patologi forensik di RS lain untuk memperkuat identifikasi. Biddokkes Polri juga mengambil bagian dalam pemeriksaan DNA terhadap satu potongan tulang panjang yang dinilai paling memungkinkan untuk diuji.
“Kami ambil sampel satu tulang panjang untuk pemeriksaan DNA,” ucap Farah.
