Lalu, bagaimana Samsung bisa meningkatkan kapasitas baterai sambil membuat bodi ponsel lebih tipis? Jawabannya mungkin berasal dari proyek lain yang tidak dilanjutkan.
Pengembangan Galaxy S26 Edge yang dikabarkan dibatalkan diduga memberikan pembelajaran berharga. Samsung dikabarkan berhasil mencapai batas maksimal densitas baterai Li-ion dalam chassis yang sangat tipis pada model Edge.
Ilmu ini kemudian diterapkan pada S26 Ultra, memungkinkannya memiliki desain lebih ramping tanpa mengorbankan, bahkan meningkatkan, kapasitas baterai.
Baca Juga: Infinix Serius di Kelas Rp2 Jutaan: Ini 5 HP Gaming Paling Recommended di 2025
Spesifikasi Lain yang Tetap Gahar
Selain kabar gembira soal baterai, bocoran lain tentang S26 Ultra tetap menggambarkannya sebagai monster performa:
- Chipset: Snapdragon 8 Elite Gen 5 terbaru dengan frabrikasi 3nm atau Exynos 2600 untuk pasar tertentu.
- Layar: Panel OLED 6,9 inci generasi M14 dengan privacy display mode yang inovatif.
- Kamera: Sistem quad-camera yang tetap mengandalkan sensor utama 200 MP, dikawal lensa telefoto dan periscope untuk zoom optik yang mumpuni.
- Desain: Kemungkinan hadir dengan ketebalan di bawah 7 mm dengan pilihan warna titanium yang beragam.
Upgrade kapasitas baterai meski tidak drastis, dari 5.000 mAh ke 5.200 mAh, menandai perubahan penting dalam strategi konservatif Samsung.
Langkah ini tidak hanya merespons dinamika pasar dan tekanan kompetitor tetapi juga mendengarkan keluhan pengguna yang menginginkan daya tahan lebih lama.
Dengan semua fitur andalannya, Samsung Galaxy S26 Ultra semakin membentuk diri sebagai jawaban Samsung di papan atas persaingan smartphone global tahun 2026.
