Mobil Cicilan Bermasalah? Kuasa Hukum Ruben Curiga Sarwendah Sengaja Ungkap ke Publik

Senin 17 Nov 2025, 14:32 WIB
Sarwendah (Sumber: Instagram/@sarwendah29)

Sarwendah (Sumber: Instagram/@sarwendah29)

POSKOTA.CO.ID - Konflik antara Sarwendah dan mantan suaminya, Ruben Onsu, kembali menjadi sorotan publik setelah muncul laporan bahwa kediaman Sarwendah didatangi dua debt collector pada Jumat, 7 November 2025.

Peristiwa itu memicu ketegangan baru antara kedua pihak, terutama karena mobil yang dicari para penagih utang disebut sebagai kendaraan yang dibeli Ruben setelah keduanya resmi bercerai.

Kronologi Kedatangan Debt Collector

Menurut kuasa hukum Sarwendah, Chris Sam Siwu, dua orang debt collector datang sekitar pukul 17.00 WIB dan langsung menanyakan keberadaan mobil yang diduga menunggak cicilan.

Kedatangan tersebut terjadi saat Sarwendah sedang berada di rumah bersama anak-anaknya.

Baca Juga: Ini Penjelasan Azizah Salsha Soal Cerai dengan Pratama Arhan: 'Bukan Perkara Mudah'

Hal itu membuat suasana keluarga mendadak tegang karena para debt collector dianggap bertindak tidak sesuai prosedur dan membuat anak-anak ketakutan.

Chris menegaskan, Sarwendah sudah tidak memiliki ikatan rumah tangga atau urusan finansial apa pun dengan Ruben sejak perceraian.

Karena itu, kedatangan debt collector ke rumah pribadi Sarwendah dianggap tidak tepat dan sangat disesalkan.

"Kami tegaskan, kedatangan mereka membuat anak-anak trauma dan ketakutan. Jika kejadian seperti ini terulang, apalagi ada pemaksaan masuk ke rumah, kami siap menempuh proses pidana," ujar Chris.

Pihak Ruben Onsu Heran: Mengapa Dibawa ke Publik?

Di sisi lain, kuasa hukum Ruben Onsu, Minola Sebayang, justru mempertanyakan alasan pihak Sarwendah mengumumkan kejadian tersebut melalui konferensi pers.

Baca Juga: Pesan Haru Daehoon untuk Anak-Anaknya Usai Perceraian dengan Jule

Menurutnya, urusan pencarian kendaraan oleh debt collector adalah ranah pribadi yang seharusnya tidak perlu dipublikasikan jika tidak ada pelanggaran hukum oleh para penagih utang.

"Kami bingung, hal apa yang begitu mendesak sampai harus membuat press conference? Apakah ada tindakan debt collector yang melanggar hukum atau prosedur? Jika tidak ada, mengapa harus dibawa ke ranah publik?" tegas Minola.

Ia menilai, langkah konferensi pers itu justru membuka ruang spekulasi dan membuat publik bertanya-tanya mengenai kondisi finansial Ruben. Hal ini, menurutnya, bisa menjadi bentuk upaya membangun opini negatif terhadap kliennya.

Dugaan Giring Opini: Ruben Onsu Disebut Seolah Lalai Bayar Utang

Minola tak menampik bahwa publikasi peristiwa tersebut dapat memunculkan persepsi bahwa Ruben sedang kesulitan ekonomi hingga tidak mampu membayar cicilan mobil.

Ia menduga kemungkinan adanya motif tertentu dari pihak Sarwendah.

“Kecuali ada bukti debt collector bekerja tidak sesuai aturan, pernyataan publik itu patut diduga hanya untuk mendiskreditkan Ruben. Seolah ingin menonjolkan bahwa ia sedang lalai membayar kewajiban atau berada dalam kesulitan ekonomi,” ujarnya.

Baca Juga: Alasan Deddy Corbuzier Tidak Buat Video Klarifikasi Cerai dengan Sabrina

Minola menegaskan, persoalan penagihan cicilan adalah sesuatu yang bisa diselesaikan secara personal antara kreditur dan debitur tanpa perlu melibatkan publik atau keluarga yang sudah tidak berkaitan secara hukum.

Pihak Sarwendah Tegaskan Fokus pada Keamanan Anak

Meskipun pihak Ruben curiga adanya framing, Sarwendah melalui kuasa hukumnya menegaskan bahwa konferensi pers dilakukan semata untuk memberikan klarifikasi dan perlindungan bagi anak-anaknya.

Mereka menilai kedatangan debt collector ke rumah yang dihuni anak-anak justru berbahaya dan tidak manusiawi.

Chris menjelaskan, rumah Sarwendah bukan alamat domisili Ruben, sehingga pencarian kendaraan ke lokasi tersebut dianggap tidak relevan dan berpotensi mengganggu ketentraman keluarga.

Potensi Langkah Hukum Selanjutnya

Pihak Sarwendah menegaskan akan mengambil langkah tegas bila ada tindakan yang merugikan secara hukum maupun psikologis.

Mereka membuka kemungkinan melaporkan debt collector maupun pihak terkait jika kembali melakukan tindakan yang dianggap mengganggu atau memaksa.

Sementara itu, kubu Ruben mendesak agar pihak Sarwendah menjelaskan secara transparan alasan mengangkat isu tersebut ke publik, tanpa ada upaya menggiring opini.

Hingga kini, kedua belah pihak masih terus menyampaikan argumen masing-masing, sementara publik menantikan klarifikasi lanjutan mengenai status kendaraan serta pihak yang sebenarnya bertanggung jawab dalam kasus ini.


Berita Terkait


News Update