Ledakan Kabel SUTET, Rumah di Jatipulo Jakbar Terbakar dalam Hitungan Menit

Senin 17 Nov 2025, 15:54 WIB
Suasana pemukiman padat penduduk di Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, seusai kebakaran, Senin, 17 November 2025. (Sumber: Poskota/M. Tegar Jihad)

Suasana pemukiman padat penduduk di Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, seusai kebakaran, Senin, 17 November 2025. (Sumber: Poskota/M. Tegar Jihad)

PALMERAH, POSKOTA.CO.ID - Rumah warga di wilayah Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, terbakar diduga terkena percikan ledakan kabel SUTET, Minggu, 16 November 2025.

Dalam hitungan detik, percikan itu berubah menjadi kobaran besar yang membakar rumah-rumah di kawasan padat penduduk tersebut sekitar pukul 16.30 WIB.

Salah seorang penghuni rumah, Farel, 19 tahun, menjelaskan, kebakaran diawali suara ledakan. Ledakan dari kabel SUTET kemudian membakar bangunan rumahnya.

“Sekitar jam 16.30 sore. Saya pikir ada ledak dua kali, saya kira petasan atau tawuran. Ternyata percikan api dari sini sudah buyar semua, langsung ngebakar atap-atap rumah warga,” kata Farel kepada Poskota, Senin, 17 November 2025.

Baca Juga: 2 Rumah Makan di Pasar Kemis Tangerang Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta

Tidak berpikir panjang, Farel berusaha menyelamatkan adik-adiknya dari rumah yang terbakar.

“Bareng-bareng sih belum. Cuman saya mau nyelamatin adik-adik saya dulu, gitu, mau bawa ke tempat aman. Kalau buat barang-barang saya sudah enggak kepikiran, soalnya di sini tuh sudah api semua, sudah dikerubungin api. Di sini sudah enggak bisa ada orang masuk,” ujarnya.

Menurutnya, upaya warga memadamkan api tidak membuahkan hasil, karena kobaran semakin besar. Sementara itu, armada pemadam kebakaran kesulitan mengakses lokasi.

“Damkar susah masuk. Setelah agak padam baru bisa,” ucap dia.

Baca Juga: Kamar di Apartemen Cinere Resort Depok Terbakar, Diduga akibat Konsleting AC

Sementara itu, ia sekeluarga mengungsi di posko pengungsian.

"Kalau orang tua saya, Ibu, di sini nih, di aula masjid. Kalau saya sama Ayah di lapangan di situ, tidur pakai karpet," katanya.

Penghuni rumah lain, Lisda, 44 tahun, menganggap suara dentuman berasal dari tawuran, ternyata bukan.

“Tiba-tiba ada suara dentuman kayak bom. Saya kira tawuran soalnya di tanggul suka ada,” ujar Lisda.

Lisda menyebut, dentuman terjadi dua kali. Dentuman kedua disertai percikan api yang langsung masuk ke bagian dapur rumahnya.

“Percikannya pas banget di depan rumah. Untung saya udah masuk. Kalau masih di luar saya enggak tahu gimana,” ucap Lisda.

Baca Juga: Kebakaran di Palmerah Jakbar Hanguskan Puluhan Rumah, Diduga Dipicu Percikan Api dari Kabel Sutet

Sontak, Lisda bergegas menyelamatkan anak dan cucunya yang masih bayi. Meski berhasil keluar, kepala cucunya terkena percikan api.

"Kita langsung pada keluar. Buru-buru mikirin harta benda, ya. Yang penting bawa anak-anak dulu. Kebetulan lagi ada bayi, cucu saya lagi berkunjung, kan. Saya bawa-bawa bayi ke atas. Itu juga cucu saya kena percikan api kepalanya," tuturnya.

Dalam situasi kacau, ia tak sempat menyelamatkan barang apa pun.

“Yang kebawa cuma surat di tas. Baju cuma yang di badan. Motor satu di luar selamat, yang di dalam enggak,” tuturnya.

Baca Juga: Kebakaran di Palmerah Jakbar Hanguskan Puluhan Rumah, Diduga Dipicu Percikan Api dari Kabel Sutet

Lisda mengatakan, kebakaran ini tak hanya memusnahkan bangunan rumah, tetapi juga dokumen penting berumur puluhan tahun.

“Ijazah anak-anak SD sampai SMP kebakar semua. Rapor juga. Surat rumah enggak ada yang selamat,” kata dia.

Menruutnya, kejadian serupa pernah terjadi pada 2018, tetapi dampak yang ditimbulkan tidak separah sekarang.

“Sudah pernah dua kali percikan. Tahun 2018 juga pernah kebakaran karena kabel short. Tapi enggak separah ini,” ujarnya.

Sementara itu, bantuan yang masuk masih terbatas pada makanan, pakaian layak pakai, dan pelayanan medis. Sejumlah kebutuhan penting belum semua terpenuhi.

“Kita butuh pakaian dalam yang baru, sabun, odol. Pakaian luar banyak sumbangan, tapi pakaian dalam kan enggak mungkin bekas,” jelasnya.

Ia berharap, rumahnya diperbaiki daripada pindah ke rumah susun. Di samping itu, Lisda menginginkan kemudahan pengurusan ulang dokumen penting, termasuk KTP, KK, ijazah, dan surat-surat tanah.

“Harapan saya dimudahkan semuanya. Kalau bisa ada sedikit bantuan kerugian, jangan sampai enggak ada. Paling enggak meringankan,” ucap dia. (cr-4)


Berita Terkait


News Update