“Ijazah anak-anak SD sampai SMP kebakar semua. Rapor juga. Surat rumah enggak ada yang selamat,” kata dia.
Menruutnya, kejadian serupa pernah terjadi pada 2018, tetapi dampak yang ditimbulkan tidak separah sekarang.
“Sudah pernah dua kali percikan. Tahun 2018 juga pernah kebakaran karena kabel short. Tapi enggak separah ini,” ujarnya.
Sementara itu, bantuan yang masuk masih terbatas pada makanan, pakaian layak pakai, dan pelayanan medis. Sejumlah kebutuhan penting belum semua terpenuhi.
“Kita butuh pakaian dalam yang baru, sabun, odol. Pakaian luar banyak sumbangan, tapi pakaian dalam kan enggak mungkin bekas,” jelasnya.
Ia berharap, rumahnya diperbaiki daripada pindah ke rumah susun. Di samping itu, Lisda menginginkan kemudahan pengurusan ulang dokumen penting, termasuk KTP, KK, ijazah, dan surat-surat tanah.
“Harapan saya dimudahkan semuanya. Kalau bisa ada sedikit bantuan kerugian, jangan sampai enggak ada. Paling enggak meringankan,” ucap dia. (cr-4)
