Pemerintah Kaji Pembatasan Game Online dan Anti-Bullying Usai Ledakan SMAN 72 Jakarta, Soroti PUBG

Senin 10 Nov 2025, 12:40 WIB
Prabowo pertimbangkan pembatasan game online usai insiden ledakan SMAN 72. Pemerintah soroti pengaruh negatif game seperti PUBG dan pentingnya peran guru dalam mencegah bullying. (Sumber: Istimewa)

Prabowo pertimbangkan pembatasan game online usai insiden ledakan SMAN 72. Pemerintah soroti pengaruh negatif game seperti PUBG dan pentingnya peran guru dalam mencegah bullying. (Sumber: Istimewa)

POSKOTA.CO.ID - Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sedang mengkaji kebijakan pembatasan permainan daring (pembatasan game online) sebagai salah satu respons terhadap insiden ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, yang terjadi pada Jumat, 7 November 2025.

Langkah ini diambil menyusul kekhawatiran akan dampak negatif dari sejumlah game terhadap psikologis generasi muda.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyampaikan hal tersebut usai menghadiri rapat terbatas di kediaman Presiden Prabowo di Jakarta Selatan, Minggu, 9 November 2025 malam.

Ia mengungkapkan, Presiden menekankan pentingnya mencari solusi untuk meminimalisir pengaruh buruk game online.

Baca Juga: Densus 88 Ungkap Pelaku Bawa Tujuh Peledak dalam Insiden di SMAN 72 Jakarta Utara

"Beliau menyampaikan bahwa kita juga masih harus berpikir untuk membatasi dan mencoba mencari jalan keluar terhadap pengaruh-pengaruh dari game online," kata Prasetyo di hadapan awak media.

Sorotan pada Game Bertema Kekerasan

Prasetyo secara khusus menyebutkan game PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG Mobile) sebagai contoh yang perlu mendapat perhatian.

Menurutnya, PUBG, game dengan genre pertempuran semacam itu dapat memengaruhi kondisi psikologis pemain, terutama anak muda, karena menampilkan berbagai jenis senjata dan adegan kekerasan yang mudah dipelajari.

"Di situ kan jenis-jenis senjata, juga mudah sekali untuk dipelajari, lebih berbahaya lagi. Secara psikologis, terbiasa melakukan kekerasan bisa dianggap sebagai sesuatu yang biasa," ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah tidak menutup kemungkinan adanya konten-konten dalam game online yang dapat membawa dampak kurang baik bagi perkembangan generasi muda ke depan.

Baca Juga: Korban Ledakan SMAN 72 Trauma, Terduga Pelaku Telah Diketahui Polisi

Bullying dan Kewaspadaan di Lingkungan Sekolah


Berita Terkait


News Update