Baca Juga: Viral! Link dan Cara Main Kuis “Mirip Siapa Kamu di Kimetsu no Yaiba” yang Bikin Netizen Penasaran
Ia mengaku merasa "enek" (muak) dengan berbagai fitnah yang ditebarkan oleh oknum-oknum tertentu yang ingin menjatuhkannya. "Ada yang menyampaikan, 'Gus ini ada salah satu oknum yang isinya hanya meledek. Isinya cuma menebar fitnah'," ujarnya, seperti dikutip pada Kamis, 6 November 2025.
Lebih lanjut, ia menyampaikan keyakinannya dengan mengatakan, "'Dai muda yang bernama Gus Elham Yahya melakukan pelecehan'. Insya Allah dilindungi Allah SWT, yang penting ikhlas, tulus, full senyum," imbuhnya.
Pernyataan ini menegaskan penolakannya sekaligus menunjukkan sikapnya untuk tetap tenang dan berserah diri.
Pesan Balasan: Kritik Sosial atau Pembelaan Diri?
Di luar bantahan, Gus Elham juga menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan pesan balasan kepada para penghujatnya. Ia menyampaikan wejangan yang berisi kritik terhadap budaya saling menjatuhkan di ruang digital.
"Menghina tidak membuatmu mulia, menjatuhkan tidak membuat kita terlihat lebih tinggi, menghujat tidak membuat kita terlihat lebih hebat, justru itu semua akan memperlihatkan bagaimana karakter kita," pungkasnya.
Pernyataan ini dapat ditafsirkan sebagai bentuk pertahanan diri sekaligus upaya untuk mengalihkan narasi, dengan mengajak publik untuk melihat persoalan dari sudut pandang etika bermedia sosial.
Baca Juga: Komika Pandji Pragiwaksono Minta Maaf ke Masyarakat Toraja Terkait Joke yang Viral
Kasus ini menyoroti beberapa hal kompleks, termasuk batasan ekspresi kasih sayang dalam budaya pesantren yang mungkin berbeda dengan pandangan masyarakat luas, sensitivitas dalam interaksi dengan anak-anak di era kesadaran tinggi akan perlindungan anak, serta kecepatan media sosial dalam membentuk opini publik sebelum klarifikasi resmi diberikan.
Klarifikasi dari Gus Elham telah menutup satu babak, namun diskusi publik mengenai batasan yang tepat dalam interaksi antara pendakwah dan jamaat cilimnya masih tetap terbuka.
