Harga Emas Diprediksi Tembus Rekor Baru Awal 2026, Investor Diminta Waspada

Sabtu 08 Nov 2025, 15:14 WIB
Harga emas dunia diperkirakan kembali menanjak seiring meningkatnya permintaan bank sentral dan potensi pemangkasan suku bunga global. (Sumber: Pinterest)

Harga emas dunia diperkirakan kembali menanjak seiring meningkatnya permintaan bank sentral dan potensi pemangkasan suku bunga global. (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Meski sempat mengalami koreksi setelah mencapai level tertinggi, para pengamat pasar emas tetap optimis terhadap prospek harga logam mulia ini. Salah satunya, Ewa Manthey, Ahli Strategi Komoditas dari ING, yang dalam laporan terbarunya dikutip dari Kitco News (7 November 2025), memproyeksikan harga emas akan berada di kisaran US$ 4.000 per troy ounce pada kuartal IV 2025.

Tak hanya itu, Manthey juga memperkirakan bahwa harga emas akan terus menanjak hingga menyentuh level US$ 4.100 pada kuartal pertama 2026. Menurutnya, tren ini menunjukkan bahwa emas masih menjadi salah satu aset paling stabil dan menarik bagi investor, terutama di tengah ketidakpastian global.

Koreksi Emas Bukan Sinyal Buruk, Tapi “Istirahat Sehat”

Menurut Manthey, koreksi harga emas yang terjadi belakangan ini justru dianggap sebagai momen yang sehat.

“Kami memandang koreksi ini sebagai sesuatu yang sehat, bukan pembalikan tren. Justru pelemahan sementara ini bisa menarik kembali minat beli dari investor ritel maupun institusional,” ujarnya.

Faktanya, meski sempat melemah, harga emas masih mencatat kenaikan lebih dari 50% secara tahunan (year-to-date). Dukungan besar datang dari permintaan bank sentral serta minat terhadap aset safe haven di tengah situasi ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil.

Baca Juga: Satu-satunya Cara dan Peluang Lolos Timnas Indonesia U-17 ke 16 Besar Piala Dunia 2025: Ini Skenario Melawan Honduras

The Fed dan Suku Bunga: Faktor Penentu Arah Harga Emas

Salah satu faktor kunci yang memengaruhi harga emas adalah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Setelah Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa pemangkasan suku bunga pada Desember belum tentu terjadi, pasar sempat bergejolak. Namun, para analis percaya bahwa melemahnya pasar tenaga kerja AS akan memaksa The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga, tidak hanya di akhir 2025, tapi juga berlanjut hingga pertengahan 2026.

Data dari CME FedWatch Tool bahkan menunjukkan peluang 71% bahwa pemangkasan suku bunga akan terjadi bulan depan. Jika hal ini benar-benar terealisasi, harga emas berpotensi kembali menguat karena penurunan suku bunga biasanya membuat investor beralih dari aset berbunga ke aset safe haven seperti emas.

Permintaan Investasi dan ETF Emas Terus Menguat

Selain kebijakan moneter, permintaan investasi juga menjadi motor penggerak utama kenaikan harga emas di paruh kedua 2025. Ekspektasi terhadap penurunan suku bunga mendorong investor global berbondong-bondong membeli ETF yang didukung emas, bahkan dengan laju tercepat dalam beberapa tahun terakhir.

ETF emas sendiri memberikan cara mudah bagi investor untuk memiliki eksposur terhadap emas tanpa harus membeli fisik. Lonjakan minat terhadap instrumen ini menunjukkan bahwa banyak investor masih melihat emas sebagai aset pelindung dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi global.

Bank Sentral Dunia: Pilar Kuat Penopang Harga Emas


Berita Terkait


News Update