Kekalahan ini membuat Persita Tangerang gagal merebut posisi kedua dan justru harus turun ke peringkat ke-5 dengan koleksi 18 poin.
Sementara PSBS Biak mendapatkan angin segar: kemenangan tersebut memutus tren tanpa kemenangan (lima laga terakhir) dan mengangkat mereka ke posisi ke-15 klasemen – satu strip di atas zona degradasi – dengan raihan 9 poin.
Artinya: untuk Persita, ini sinyal bahwa perjalanan naik kelas tidak mudah dan masih banyak tantangan. Untuk PSBS, kemenangan ini adalah obat motivasi yang sangat dibutuhkan.
Baca Juga: Beli Samsung Galaxy S25 Sekarang atau Tunggu Samsung Galaxy S26 Rilis? Ini Plus Minusnya!
Catatan Penting Lain
Gol bunuh diri Sandro Anibal (PSBS) pada menit ke-10 menjadi pembuka yang mengejutkan. Pergantian pemain dan strategi PSBS dalam babak kedua terbukti efektif. Gol penentu di injury time selalu jadi bahan drama – sebuah bukti bahwa pertandingan sepak bola tak bisa diprediksi hingga peluit akhir.
Untuk Persita, satu hal yang harus dievaluasi: menjaga keunggulan dan meredam momentum lawan yang bangkit. Untuk PSBS Biak: keberhasilan comeback ini bisa menjadi benchmark agar mereka lebih konsisten di laga-laga berikutnya.
Laga antara PSBS Biak dan Persita Tangerang ini mengingatkan kita bahwa dalam kompetisi, keunggulan awal tidak selalu menjamin kemenangan dan tim yang tertinggal pun masih punya peluang jika bisa bermain dengan tekad dan strategi tepat. Persita sempat unggul cepat namun gagal menutup laga dengan baik. PSBS Biak, di sisi lain, memanfaatkan momentum babak kedua dengan baik dan mencetak dua gol penting (termasuk satu di masa tambahan waktu) yang mengubah arah pertandingan.
Bagi Persita, kekalahan ini menjadi pembelajaran penting bahwa persaingan di Super League sangat ketat. Bagi PSBS Biak, kemenangan ini harus ditindaklanjuti agar tak kembali ke neraka zona degradasi.
