Komika Pandji Pragiwaksono Akhirnya Minta Maaf untuk Materi Lawas Tahun 2013 yang Singgung Masyarakat Toraja

Rabu 05 Nov 2025, 21:10 WIB
Baca pernyataan lengkap Pandji Pragiwaksono yang meminta maaf kepada warga Toraja setelah menerima protes. Ia juga menjelaskan proses hukum yang sedang berjalan dan rencana penyelesaian secara adat. (Sumber: YouTube/Pandji Pragiwaksono)

Baca pernyataan lengkap Pandji Pragiwaksono yang meminta maaf kepada warga Toraja setelah menerima protes. Ia juga menjelaskan proses hukum yang sedang berjalan dan rencana penyelesaian secara adat. (Sumber: YouTube/Pandji Pragiwaksono)

Terkait proses hukum, Pandji menjelaskan bahwa saat ini ada dua jalur yang sedang berjalan: proses hukum negara dan proses hukum adat.

"Saat ini ada dua proses hukum yang berjalan, proses hukum negara, karena adanya laporan ke kepolisian, dan proses hukum adat. Berdasarkan pembicaraan dengan Ibu Rukka, penyelesaian secara adat hanya dapat dilakukan di Toraja," tutur Pandji.

Ia berkomitmen untuk menempuh jalur adat dengan difasilitasi Rukka. "Ibu Rukka bersedia menjadi fasilitator pertemuan antara saya dengan perwakilan dari 32 wilayah adat Toraja. Saya akan berusaha mengambil langkah itu," imbuhnya.

Jika waktu tidak memungkinkan, Pandji menyatakan kesediaannya untuk menghormati dan menjalani proses hukum negara. Baginya, peristiwa ini adalah sebuah pembelajaran berharga.

"Saya akan belajar dari kejadian ini, dan menjadikannya momen untuk menjadi pelawak yang lebih baik, lebih peka, lebih cermat, dan lebih peduli," kata Pandji.

Baca Juga: Rehabilitasi 3 Bulan untuk Onadio Leonardo: Polisi Ungkap Alasan di Balik Keputusan Non-Pidana

Pesan untuk Dunia Komedi: Bicara SARA dengan Kearifan

Di akhir pernyataannya, Pandji menyampaikan pesan penting bagi rekan-rekan komika. Ia menolak wacana bahwa komedian tidak boleh menyentuh isu-isu Sensitif Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).

"Menurut saya, anggapan bahwa pelawak tidak boleh membicarakan SARA kurang tepat. Indonesia adalah negara dengan keragaman luar biasa: suku, agama, ras, dan antargolongan adalah bagian dari jati diri bangsa ini," tutur Pandji Pragiwaksono.

Kuncinya, menurutnya, bukan menghindari, tetapi bagaimana membicarakannya dengan penuh hormat. "Yang penting bukan berhenti membicarakan SARA, tapi bagaimana membicarakannya tanpa merendahkan atau menjelek-jelekkan," tambahnya.

Permintaan maaf ini menandai babak baru dalam perjalanan karir Pandji, sekaligus menjadi pengingat keras bagi industri hiburan tentang betapa pentingnya sensitivitas budaya dalam setiap karya yang dihasilkan.


Berita Terkait


News Update