Ipan menjelaskan, pengeluaran transportasi yang dia keluarkan hanya sekitar Rp110.000 per bulan, atau sekitar 5 persen dari gajinya.
"Rp5.500 kali 5 hari kerja sekitar Rp27.500, kalo untuk 1 bulan sekitar Rp110.000. Dalam sebulan untuk ongkos transportasi hanya 5 persen dari gaji," ucap Ipan.
Dengan adanya wacana kenaikan tarif TransJakarta menjadi Rp5.000, Ipan mengaku keberatan. Ia mengatakan, jika tarif benar-benar dinaikkan, dirinya akan beralih ke kendaraan pribadi.
"Saya sih enggak setuju jika tarif TJ dinaikan menjadi 5.000, jika dinaikan saya akan beralih ke kendaraan pribadi dan mungkin banyak juga yang akan beralih ke kendaraan pribadi," kata Ipan.
Sementara itu, Bayu Adjie, 34 tahun, seorang karyawan swasta yang rutin menggunakan KRL dan TransJakarta, menilai transportasi publik di Jakarta sebenarnya sudah baik.
Namun, ia menyoroti minimnya integrasi tarif antarmoda, yang membuat biaya perjalanan membengkak ketika harus berpindah dari satu transportasi ke transportasi lain.
"Sehari minimal buat ongkos 13 ribu. PP (pulang pergi) KRL 8 ribu, parkir motor 5 ribu. Kalau harus ke tempat lain, bisa lebih dari itu. Karena harus nyambung Transjakarta atau LRT atau MRT," ujar Bayu.
Baca Juga: Biaya Transportasi Mahal, Warga Bekasi Sisihkan Gaji untuk Ongkos ke Jakarta
Bayu menjelaskan, untuk sebulan dirinya harus merogoh kocek Rp500 ribu hingga Rp1 juta hanya untuk transportasi umum.
"Buat sebulan, anggaran yang disiapin buat ongkos aja sekitar 500 ribu sampai 1 juta. Kalau lebih alhamdulillah, bisa buat yang lain," kata Bayu.
Bayu menyatakan, bahwa saat ini transportasi umum yang ada di Jakarta dinilai sudah bagus. Namun, di sisi lain banyak masyarakat yang harus ganti dari moda transportasi. Misal dari KRL ke Transjakarta atau MRT yang menyebabkan biayanya jadi dua kali lipat
"Harusnya, ada integrasi tarif antarmoda transportasi. Misalnya dari KRL, naik Transjakarta, terus naik MRT/LRT. Sekarang setau saya integrasi itu cuma buat pengguna transportasi yang dikelola BUMD Jakarta. Namun, itu pun gak langsung otomatis terintegrasi kalau kita naik. Harus daftar dulu ribet," kata Bayu.
