POSKOTA.CO.ID - Lampu-lampu megah Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) kembali akan menyala terang malam ini. Namun, kali ini bukan hanya rumput hijau yang jadi pusat perhatian. Di tepi lapangan, satu sosok menjadi sorotan utama: Eduardo Perez, pelatih kepala Persebaya Surabaya.
Pria asal Spanyol itu sedang menanggung beban yang tak ringan. Tiga laga tanpa kemenangan membuat atmosfer ruang ganti Green Force terasa menegangkan. Bagi klub sebesar Persebaya, hasil imbang saja kadang dianggap belum cukup.
“Saat bekerja di klub seperti Persebaya, semua pertandingan harus dimenangkan,” ujar Perez dengan nada tegas dalam konferensi pers, Sabtu (1/11). “Kami tahu ini pertandingan penting, tetapi saya sangat optimistis. Para pemain bekerja keras setiap hari.”
Optimisme Perez mungkin masih terjaga, tapi kenyataan di lapangan berkata lain. Dari delapan laga yang sudah dijalani musim ini, Persebaya baru mengumpulkan sembilan gol. Capaian itu membuat publik Surabaya mulai gelisah, apalagi tim kesayangan mereka terhenti di papan tengah klasemen sementara.
Baca Juga: Spesifikasi Neo, Robot Humanoid Rp300 Jutaan yang Siap Rilis 2026 dan Bikin Dunia Heboh!
Beban di Tengah Ekspektasi
Bagi siapa pun yang mengenal kultur sepak bola Surabaya, tekanan ini bukan hal asing. Bonek, suporter fanatik Persebaya, memiliki standar tinggi. Mereka tak hanya menuntut kemenangan, tapi juga permainan yang atraktif dan penuh semangat juang.
Kegagalan mencetak gol menjadi topik hangat di kalangan pendukung. Banyak yang mulai mempertanyakan efektivitas skema permainan Perez, terutama di lini depan. Namun, sang pelatih tetap mencoba menjaga ketenangan.
“Kami tahu tekanan selalu ada. Tapi justru tekanan itu yang membuat kami terus berjuang. Di klub besar seperti Persebaya, menang bukan sekadar target, tapi kewajiban,” katanya lagi.
Ucapan itu bukan sekadar retorika. Perez memahami bahwa di Surabaya, sepak bola adalah identitas. Setiap kali Green Force turun ke lapangan, ribuan pasang mata Bonek menuntut pembuktian: bahwa semangat Bajol Ijo belum padam.
Persebaya Kembali Diperkuat, Tapi Masih Pincang
Kabar baik datang dari sisi pertahanan. Dejan Tumbas, bek sayap yang dikenal memiliki determinasi tinggi, kembali tersedia setelah absen di laga sebelumnya. Namun, Persebaya tetap kehilangan tiga pemain penting di lini belakang: Risto Mitrevski, Leo Lelis, dan Mikael Tata.
Absennya trio bek ini tentu menjadi tantangan tersendiri. Perez harus memutar otak untuk menyeimbangkan lini belakang tanpa kehilangan daya gedor di depan. Kemungkinan besar, pemain muda akan mendapat kesempatan tampil lebih banyak.
