Air Hujan di Jakarta Terkontaminasi Mikroplastik, Pengamat: Bahaya untuk Kesehatan

Minggu 19 Okt 2025, 15:23 WIB
Ilustrasi hujan. (Sumber: PxHere)

Ilustrasi hujan. (Sumber: PxHere)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bahwa air hujan di Jakarta yang beberapa waktu lalu mengandung mikroplastik menjadi peringatan serius bagi kesehatan masyarakat.

Pengamat kesehatan, Dicky Budiman, menyebut temuan BRIN merupakan sinyal bahaya, karena menunjukkan bahwa manusia kini hidup dalam lingkungan yang telah terkontaminasi plastik di hampir semua lapisan kehidupan.

“Temuan BRIN bahwa air hujan di Indonesia sudah mengandung mikroplastik adalah sinyal serius tentang penyebaran pencemaran lingkungan yang makin meluas, tidak lagi terbatas pada laut atau tanah, tapi juga sudah mencapai atmosfer dan siklus air yang kita hirup dan gunakan tiap hari,” ujar Dicky kepada Poskota Minggu, 19 Oktober 2025.

Dicky menjelaskan bahwa mikroplastik merupakan potongan plastik berukuran sangat kecil biasanya kurang dari 5 milimeter yang dapat berasal dari berbagai sumber, seperti degradasi sampah plastik (kantong, botol, kemasan), pakaian sintetis, ban kendaraan, dan produk kosmetik.

Baca Juga: DLH Jakarta Respons Temuan BRIN soal Hujan Mengandung Mikroplastik

Karena ukurannya yang sangat kecil, partikel ini mudah terbawa oleh udara maupun uap air, hingga akhirnya turun bersama hujan.

“Partikel mikroplastik ini bisa masuk ke tanah, air minum, bahkan tubuh manusia. Penelitian telah menemukan mikroplastik di paru-paru, darah, bahkan di plasenta manusia. Ini menandakan paparan yang kronis dan meluas,” ujar Dicky.

Dicky menuturkan, meski penelitian tentang dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih terus berjalan, sejumlah studi awal telah mengindikasikan adanya potensi bahaya serius.

Partikel mikroplastik dapat memicu peradangan kronis pada saluran pernapasan dan sistem pencernaan, serta menyebabkan gangguan hormon akibat bahan kimia tambahan seperti BPA (Bisphenol A) yang bersifat endokrin disruptor.

“Ada indikasi kuat bahwa paparan mikroplastik berhubungan dengan risiko gangguan hormon, peradangan kronis, penyakit kardiovaskuler, dan stres oksidatif. Mikroplastik juga bisa menjadi media bagi logam berat dan mikroba patogen, yang tentu memperbesar dampak kesehatannya,” kata Dicky.

Ia juga menyoroti hasil riset terbaru yang dibahas dalam Konferensi Global tentang Keamanan Kesehatan Dunia (Global Health Security Conference) yang diikutinya beberapa bulan lalu.


Berita Terkait


News Update