JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Korsleting listrik jadi pemicu paling dominan peristiwa kebakaran di Jakarta, yang mengakibatkan kerugian materi cukup besar, sepanjang tahun 2025.
Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Jakarta, sejak 1 Januari hingga 30 Juni 2025, telah terjadi 371 kasus kebakaran di berbagai wilayah Jakarta.
Kepala Pusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, mengatakan, total kerugian ditaksir mencapai Rp201.486.884.000.
Dari seluruh kejadian, wilayah Jakarta Pusat tercatat sebagai kawasan dengan frekuensi kebakaran tertinggi.
Sementara itu, penyebab kebakaran paling dominan adalah korsleting listrik. Kemudian, kompor gas dan overheat alat elektronik.
Fakta ini menjadi alarm keras bahwa masalah kelistrikan tak bisa lagi dianggap sepele dan harus jadi perhatian pemerintah maupun pihak terkait.
Tak hanya pemerintah, masyarakat pun diingatkan agar lebih peduli terhadap keamanan instalasi listrik di lingkungan masing-masing.
Baca Juga: 3.269 Kasus Kebakaran di Jakarta, Mayoritas Disebabkan Korsleting Listrik
"Masyarakat diimbau agar rutin memeriksa instalasi listrik secara berkala, jangan pakai kabel sembarangan," tutur Yohan.
"Pakai perangkat listrik standar (SNI/resmi), hindari colokan bertumpuk, siapkan APAR di rumah dan lingkungan padat. Kalau bepergian, pastikan alat-alat listrik dicabut," ujarnya.
Sementara untuk jumlah korban kebakaran, berdasarkan data dari 2021 sampai 2025 cukup memprihatinkan. Data terbaru mencatat ada sebanyak 163 korban meninggal dan 451 orang mengalami luka-luka.