JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Gubernur Jakarta, Pramono Anung, buka suara soal masalah ketimpangan sosial di ibu kota.
Pramono mengetahui masalah sosial seperti di kawasan padat penduduk di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, di mana terdapat 13 orang dalam satu keluarga yang tinggal di rumah berukuran sempit.
“Saya ke Tanah Tinggi, ada rumah ukuran tiga kali empat meter, tapi yang tinggal 13 orang. Mereka tidur tiga sif. Ini realitas Jakarta yang tidak boleh kita abaikan,” ucap Pramono di kutip, Minggu, 12 Oktober 2025.
Pramono mengatakan, hal itu menggambarkan terjadinya ketimpangan sosial ekstrim. Bahkan, kondisi di Jakarta saat ini masih sangat kontras.
“Jakarta ini kontras sekali. Di satu sisi kita punya gedung megah, di sisi lain banyak warga tidak punya ruang layak untuk tidur,” ujar Pramono.
Untuk mengatasi permasalah itu, Pramono mengaku, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam program housing affordable dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
"Kami juga bekerja sama dengan Bapak Menteri Perumahan, termasuk fasilitas FLPP," katanya.
Baca Juga: Potret Ketimpangan Sosial di Jakarta, Warga Tanah Tinggi Harus Tidur 'Sif-sifan' karena Rumah Sempit
Selain itu, Pramono berencana akan mempercepat pembangunan rumah susun serta memperluas akses pembiayaan bagi pekerja informal.
"Jangan sampai ada pekerja keras di Jakarta yang tidak punya tempat tinggal di kota ini," katanya.
Lebih lanjut, Pramono menyampaikan bahwa kebijakan pembangunan Jakarta ke depan tidak hanya berorientasi pada investor, tetapi juga pada warga kecil yang tinggal di gang sempit.