DPRD Desak Pemkot Bekasi Atasi Krisis Air di Kavling Alinda Permai

Sabtu 04 Okt 2025, 12:28 WIB
Warga Kavling Alinda Permai, Bekasi Utara, tengah antre mengambil pasokan air bersih dari mobil tangki PDAM Tirta Patriot, Jumat, 3 Oktober 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

Warga Kavling Alinda Permai, Bekasi Utara, tengah antre mengambil pasokan air bersih dari mobil tangki PDAM Tirta Patriot, Jumat, 3 Oktober 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

BEKASI UTARA, POSKOTA.CO.IDKrisis air bersih yang melanda warga Kavling Alinda Permai, RT 015/RW 003, Kelurahan Kali Abang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, mendapat sorotan DPRD Kota Bekasi.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman, menegaskan masalah kekeringan yang berlangsung berbulan-bulan ini tidak boleh dibiarkan.

“Kekeringan di Kavling Alinda Permai, Kaliabang Tengah, yang berlangsung berbulan-bulan adalah masalah serius. Air bersih merupakan kebutuhan dasar warga yang wajib dipenuhi pemerintah,” kata Wildan, Sabtu, 4 Oktober 2025.

Menurutnya, distribusi air bersih dari pemerintah yang hanya sekali sehari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ratusan kepala keluarga.

Baca Juga: Krisis Air Bersih, Tagihan PDAM untuk Ratusan Warga di Bekasi Utara Tetap Jalan

“Ketergantungan warga pada distribusi bantuan sekali sehari menunjukkan lemahnya respons Pemkot,” ujarnya.

Wildan menegaskan, Pemkot Bekasi harus segera mengambil langkah konkret, mulai dari memastikan distribusi air memadai, mengkaji ketersediaan sumber air, hingga mempercepat pembangunan jaringan PDAM Tirta Patriot.

“Kami dari Komisi IV DPRD akan mendorong Pemkot Bekasi dan PDAM Tirta Patriot untuk bergerak cepat. Jangan sampai masyarakat terus mengalami krisis air bersih, karena ini menyangkut kesehatan, ekonomi, dan martabat hidup mereka,” tegasnya.

Ketua RT 015 Kavling Alinda Permai, Heri Susanto, mengatakan warga sebelumnya masih bisa mendapat air pada tengah malam hingga dini hari, meski sangat terbatas.

Baca Juga: Meski Ada Dugaan Keracunan, Dinkes Bekasi Pastikan Program MBG Tetap Berjalan

Namun sejak akhir pekan lalu aliran benar-benar mati total. Bantuan distribusi baru datang sehari setelahnya.

“Distribusinya mulai hari Minggu kemarin. Sebelumnya air masih ngalir cuma jam 12 malam dan jam 4 subuh sudah mati. Tapi sejak Minggu itu sudah mati total. Makanya kami ada permintaan bantuan ke sana (PDAM),” jelas Heri.

Selama krisis, warga terpaksa mencari sumber alternatif, seperti mushola terdekat dan tetangga yang memiliki jetpam.

“Kami biasanya minta bantuan ke mushola. Selain mushola, ada juga tetangga yang punya jetpam atau satelit, ya kami minta. Itu biasanya minta air di pagi hari untuk aktivitas,” kata Heri. (cr-3) 


Berita Terkait


News Update