Siapa Tunku Ismail Idris? Namanya Terseret Skandal Naturalisasi 7 Pemain Malaysia yang Lagi Viral

Sabtu 27 Sep 2025, 16:42 WIB
Tunku Ismail Idris Ibni Sultan Ibrahim, Bos JDT yang namanya terseret dalam skandal naturalisasi pemain FAM. (Sumber: Instagram/@hrhcrownprinceofjohor)

Tunku Ismail Idris Ibni Sultan Ibrahim, Bos JDT yang namanya terseret dalam skandal naturalisasi pemain FAM. (Sumber: Instagram/@hrhcrownprinceofjohor)

POSKOTA.CO.ID - Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) resmi mendapat sanksi berat dari FIFA pada Jumat, 26 September 2025.

Badan sepak bola dunia tersebut menyatakan FAM bersalah melakukan manipulasi dokumen kewarganegaraan tujuh pemain asing yang sempat membela Timnas Malaysia.

Dalam pernyataannya, FIFA menegaskan FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA. Hukuman dijatuhkan berupa denda 350.000 franc Swiss atau setara Rp7,3 miliar.

Selain FAM, tujuh pemain yang terlibat juga dihukum. Mereka dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama satu tahun dan didenda masing-masing 2.000 franc Swiss (Rp41 juta).

Baca Juga: Facundo Garces Terpuruk, Dilarang Main 12 Bulan Akibat Skandal Naturalisasi Malaysia

Para pemain itu adalah Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.

Kasus ini bermula saat Malaysia mengalahkan Vietnam pada Kualifikasi Piala Asia 2027, 10 Juni 2025.

Vietnam kemudian melaporkan dugaan kejanggalan dokumen lima pemain Malaysia kepada FIFA. Setelah investigasi, Komite Disiplin FIFA menemukan bukti manipulasi.

Peran TMJ dalam Proyek Naturalisasi

TMJ Malaysia, Ismail Idris. (Sumber: Instagram/@hrhcrownprinceofjohor)

Nama Tunku Ismail Idris atau TMJ ikut terseret dalam skandal ini. Pada Januari 2025, TMJ yang juga pemilik klub Johor Darul Ta’zim (JDT) menyatakan telah menemukan sejumlah pemain yang disebut memiliki darah Malaysia. Ia meminta FAM dan pemerintah segera mempercepat naturalisasi agar mereka bisa memperkuat Timnas Malaysia.

FAM kemudian mengumumkan ada delapan pemain dalam proses naturalisasi. Namun, identitas mereka tidak dibuka ke publik.

Baca Juga: Viral! TMJ Malaysia Kritik Keras Sanksi FIFA pada FAM Soal Dokumen Naturalisasi

Parlemen Malaysia sempat menentang langkah ini karena menyalahi aturan, pemain naturalisasi harus bermain minimal lima tahun di liga domestik sejak usia 18 tahun dan tidak pernah memperkuat timnas lain.

Meski ada penolakan, proyek tetap berjalan. Pada Maret 2025, Hector Hevel dan Gabriel Palmero resmi mendapat paspor Malaysia. Keputusan ini menjadi awal rentetan masalah yang berujung sanksi dari FIFA.

Putusan FIFA memicu perdebatan di Negeri Jiran. Sebagian publik menduga laporan ke FIFA datang dari pihak luar, terutama Vietnam dan Indonesia.

TMJ bahkan sempat menyinggung adanya "upaya sabotase" terhadap Timnas Malaysia. Meski begitu hingga kini tidak ada bukti konkret yang mendukung tudingan tersebut.

Baca Juga: Jelang Duel Papan Atas Lawan Borneo FC, Pelatih Persija Evaluasi Lini Pertahanan

Profil Singkat TMJ

Tunku Ismail Idris ibni Sultan Ibrahim lahir pada 30 Juni 1984. Ia merupakan putra sulung Sultan Johor, Ibrahim Iskandar, dan Raja Zarith Sofiah.

Sejak Januari 2024, ia menjabat sebagai Pemangku Sultan Johor setelah ayahnya naik takhta sebagai Yang di-Pertuan Agong Malaysia.

Pendidikan dasarnya ditempuh di Johor Bahru, lalu melanjutkan ke Singapura dan Australia.

Pada 2003, ia masuk Indian Military Academy di Dehradun, India, dan lulus sebagai letnan pada 2004. Karier militernya berlanjut hingga berpangkat kapten pada 2007.

Dalam sepak bola, TMJ dikenal sebagai arsitek kebangkitan Johor Darul Ta’zim. Klub tersebut berhasil meraih gelar bergengsi AFC Cup 2015, pencapaian pertama bagi klub Asia Tenggara. TMJ juga pernah menjabat sebagai Presiden FAM pada 2017–2018.

Selain sepak bola, TMJ aktif di dunia pendidikan. Pada 2022 ia dilantik sebagai Kanselir Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), dan pada 2023 menjabat Pro Kanselir Kolej Universiti Islam Johor.

Kini, nama TMJ menjadi sorotan internasional bukan karena prestasi, melainkan karena proyek naturalisasi yang digagasnya justru membawa dampak negatif bagi sepak bola Malaysia.


Berita Terkait


News Update