BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Ketua MUI Kota Bekasi, Saifuddin Siroj, menyoroti lonjakan kasus LGBT di wilayahnya yang kini mencapai lebih dari 6.000 orang.
Ia menilai faktor pemicu utama meningkatnya kasus tersebut berkaitan dengan persoalan ekonomi hingga disharmoni dalam keluarga.
“Ini yang mau kami dalami. Kami juga kaget, kenapa angkanya bisa mencapai 6 ribu lebih. Sementara ini yang bisa mewakili dari semua pemicu itu adalah faktor ekonomi, PHK, ketidak harmonisan dalam rumah tangga, dan juga KDRT,” ujar Saifuddin, Minggu 21 September 2025.
Menurutnya, kondisi itu diperparah dengan keberadaan apartemen murah yang kian menjamur dan memudahkan aktivitas komunitas LGBT. Terlebih kasusnya meningkat secara signifikan dalam kurun waktu dua tahun belakangan.
Saifuddin menegaskan, pihaknya masih perlu melakukan pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan faktor penyebab yang dominan.
“Penting bagi kami untuk melakukan pendalaman lagi. Harus ada perencanaan untuk menangani kasus ini. Jadi sebetulnya kami sedang memetakan bagaimana solusi nanti setelah ketemu pemicu-pemicunya,” katanya.
Ia menekankan perlunya konsep penanganan terpadu antar instansi. Menurutnya, data yang ada sudah cukup jelas sehingga langkah ke depan tidak bisa hanya sekadar pencegahan, melainkan harus menyentuh resolusi yang komprehensif.
Baca Juga: 6.176 Warga Bekasi Mengaku Penyintas LGBT, MUI: Fenomena Gunung Es
“Sekarang penanganannya bukan kuratif atau preventif lagi. Ini sudah ada data, sudah ada pelaku dan korban, jadi tindakannya harus komprehensif nantinya. Bagaimana mencegah, kemudian mencari resolusinya, mengobatinya, dan bagaimana menurunkan angka ini supaya tidak terus melonjak,” jelasnya.
Untuk itu, Saifuddin meminta adanya sinergi antara Dinas Kesehatan, MUI, DPRD, kepolisian, hingga Dinas Sosial dalam menangani perkara LGBT yang melonjak dua tahun belakangan tersebut.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Litbang MUI saat ini juga tengah melakukan pendataan terkait kasus HIV di Kota Bekasi.