JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat adanya penurunan kasus campak pada September 2025 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menyampaikan bahwa tren ini menjadi indikasi positif setelah dilakukan berbagai upaya pengendalian dan penanganan intensif di lapangan.
"Berdasarkan data dari website surveilans per tanggal 17 September 2025, terjadi penurunan angka suspek dan kasus campak pada bulan September dibandingkan bulan Agustus," ujar Ani kepada Poskota, Kamis, 18 September 2025.
"Pelaporan suspek dan kasus selalu dilaporkan secara real time oleh seluruh fasilitas kesehatan di DKI Jakarta,” lanjutnya.
Baca Juga: DPRD Jakarta Imbau Masyarakat Tidak Panik Hadapi Campak
Ani menyebut, persebaran kasus campak paling tinggi terjadi di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur, terutama di Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Duren Sawit.
"KLB yang terjadi di Cengkareng telah dilakukan respon edukasi masif kepada masyarakat, peningkatan kewaspadaan dini petugas kesehatan dan Outbreak Respon Immunization (ORI) pada sasaran imunisasi MR," ujar Ani.
Ani menjelaskan, pada Agustus, jumlah kasus campak di Jakarta mencapai 161. Sedangkan, pada September angka tersebut menurun tajam menjadi 68 kasus.
Kendati demikian, Ani menegaskan bahwa masyarakat terdampak campak di Jakarta saat ini, sudah dinyatakan sembuh.
"Tertinggi sebanyak 161 pada bulan Agustus, namun mengalami penurunan menjadi 68 kasus di bulan September dan semua penderita saat ini sudah sembuh," ungkapnya.
Menurut Ani, kelompok usia yang paling rentan terinfeksi adalah anak-anak berusia 1–4 tahun dan 5-9 tahun.