Tembok Penahan Tanah di Lembang KBB Ambruk, Akses Jalan Warga Terhambat

Kamis 11 Sep 2025, 17:17 WIB
Kondisi tembok penahan di Kampung Barunagri RT 04 RW 03, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kamis 11 September 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Gatot Poedji Utomo)

Kondisi tembok penahan di Kampung Barunagri RT 04 RW 03, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kamis 11 September 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Gatot Poedji Utomo)

BANDUNG BARAT, POSKOTA.CO.ID - Tembok penahan tanah (TPT) di Kampung Barunagri RT 04 RW 03, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), ambruk.

Peristiwa yang terjadi pada Rabu 10 September 2025 sekitar pukul 15.30 WIB itu, tidak menelan korban jiwa.

Namun, material longsoran menutup akses jalan yang biasa dilalui sekitar 25 kepala keluarga. Warga pun terpaksa memutar lewat jalur lain yang lebih jauh.

Pelaksana Tugas Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Bandung Barat, Amas Winata, mengatakan, pihaknya sudah melakukan assessment ke lokasi.

Dari hasil assessment cepat, Kamis 11 September 2025, longsor dipicu hujan lebat serta pondasi tembok yang tidak sesuai standar.

Baca Juga: Diguyur Hujan Lebat, Longsor dan Banjir Terjang Lembang KBB

"Akibatnya tembok tersebut tidak kuat menahan beban hingga jebol," kata Amas, Kamis 11 September 2025.

Sementara itu, terkait kerugian materi, lanjut dia, hingga saat ini pihaknya masih menghitung secara detail, sebab penanganan sedikit terhambat karena pemilik rumah yang temboknya longsor kurang berkoordinasi dengan warga sekitar.

"Untuk sementara, jalan ditutup sambil menunggu pembersihan," ungkapnya.

Sementara itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca di Jawa Barat untuk tiga hari ke depan. Bandung Barat termasuk wilayah yang diperkirakan diguyur hujan sedang hingga lebat.

"Warga diminta waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem," kata Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu, Kamis, 11 September 2025.

Dia menambahkan, saat ini potensi hujan sedang hingga sangat lebat masih akan terjadi di sejumlah wilayah Jabar.

Menurutnya, cuaca ini dipengaruhi oleh sejumlah dinamika atmosfer, termasuk suhu muka laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia dan aktifnya gelombang atmosfer Rossby Equatorial.

"Atmosfer itu terbilang labil. Ada dari kategori ringan hingga kuat. Itu yang mendukung pembentukan awan hujan berskala lokal," tuturnya.


Berita Terkait


News Update