Saluran YouTube-nya, yang telah ia rintis sejak 2010, menjadi mediumnya membedah isu-isu kompleks seperti politik, filsafat stoikisme, dan ketidakadilan sosial.
Gaya komunikasinya yang logis, kritis, namun mudah dicerna mengantarkannya menjadi salah satu intelektual publik yang diperhitungkan, dengan hampir 2 juta subscriber di YouTube dan 2,5 juta pengikut Instagram.
Baca Juga: Apakah Feby Belinda Istri Pertama Ahmad Sahroni? Ini Profil dan Fakta yang Jarang Tersorot
Malaka Project

Keresahan Ferry terhadap minimnya akses pendidikan berkualitas di Indonesia mendorongnya untuk mendirikan Malaka Project. Lebih dari sekadar platform edukasi, Malaka Project adalah sebuah gerakan yang bertujuan mencetak "Masyarakat Baru" yang berpikir logis, kritis, dan empatik.
Bersama sederetan nama besar seperti Jerome Polin, Coki Pardede, dan Fathia Izzati, Ferry membangun tiga pilar utama: memperbaiki kerangka berpikir, demokratisasi pendidikan, dan membangun nalar kritis.
Melalui konten, beasiswa, dan program pengembangan diri, Malaka Project menjadi bukti nyata komitmen Ferry untuk tidak hanya mengkritik, tetapi juga menawarkan solusi.
Pilar di Balik Layar: Dukungan dari Istri, Muthia Nadhira
Di balik kesibukannya, Ferry memiliki pendamping hidup, Muthia Nadhira, yang juga merupakan rekan satu almamater STAN. Muthia bukan hanya seorang istri, tetapi juga seorang musisi jazz dan blues berbakat yang telah merilis beberapa album.
Ferry sering terlibat dalam proses produksi musiknya, menunjukkan hubungan partnership yang solid dan saling mendukung. Pasangan ini telah dikaruniai dua orang anak sejak menikah pada 2015.
Baca Juga: Agama Ferry Irwandi Apa? Ini Profil Lengkap dan Jumlah Harta Kekayaannya
Analisis Tajam atas Kerusuhan Demonstrasi

Keberanian Ferry menuai perhatian nasional setelah ia secara blak-blakan mengkritik pemerintah dalam program Rakyat Bersuara. Menurutnya, pemerintah keliru dalam mengidentifikasi akar masalah kerusuhan.
“Pemerintah cuma fokus membahas sosok aktor di balik demo, bukan menyelidiki penyebab aksi pergerakan massa,” ujarnya 3 September 2025.
Ferry menekankan bahwa demonstrasi besar-besaran adalah gejala, bukan penyebab. Ia mempertanyakan logika di balik kenaikan tunjangan anggota DPR di tengah daya beli masyarakat yang melemah dan kesulitan mencari pekerjaan.