POSKOTA.CO.ID - Bandung kembali dilanda suasana mencekam pada Senin malam, 1 September 2025 hingga dini hari 2 September 2025.
Kericuhan terjadi usai aksi mahasiswa di Gedung DPRD Jawa Barat berujung bentrok. Puluhan demonstran tumbang, beberapa di antaranya harus dilarikan menggunakan ambulans ke Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) untuk mendapat perawatan darurat.
Namun, keadaan semakin tidak terkendali ketika aparat dikabarkan menembakkan gas air mata hingga ke dalam area kampus Unisba dan Universitas Pasundan (Unpas). Dampaknya, mahasiswa, relawan medis, hingga petugas keamanan kampus ikut menjadi korban.
Unggahan media sosial memperkuat laporan tersebut. Akun Instagram @info.mahasiswaunisba mengunggah informasi:
“Breaking News: Telah terjadi penyergapan oleh aparat dengan menembakan gas air mata ke area kampus utama Unisba pada Selasa 2 September 2025. Insiden ini menyebabkan 3 orang satpam terkena efek dari gas air mata dan beberapa korban lain yang belum terkonfirmasi jumlahnya.”
Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Hari Ini Selasa 2 September 2025: Semua Merk Melambung Tinggi
Kondisi Mencekam di Dalam Kampus
Sekitar pukul 23.30 WIB, suasana di Jl. Tamansari No.1 Bandung digambarkan semakin genting. Gas air mata ditembakkan ke arah kampus, memaksa mahasiswa dan relawan medis mencari tempat perlindungan.
Unggahan lain mencatat situasi pada pukul 23.37 WIB:
“Terlihat ada aparat di daerah kampus Unisba, diserang secara tiba-tiba oleh aparat. Mahasiswa dan relawan medis yang berada di kampus menjadi sasaran kekerasan.”
Posko medis yang semula digunakan untuk merawat korban luka pun ikut terkena dampak. Seruan bantuan darurat menyebar cepat di media sosial:
“Tolong repost sebanyak-banyaknya malam ini kampus Unisba & Unpas ditembaki oleh aparat!!! Tolongggggg. Unisba Unpas Bandung chaos parah!!! Posko medis pun diserang. Sekali lagi, posko medis diserang. Stay safe teman-teman sekitar Tamansari.”
Solidaritas dan Seruan Global
Situasi yang menegang ini memantik solidaritas luas. Netizen menggaungkan tagar:
“ALL EYES ON BANDUNG. ALL EYES ON UNISBA & UNPAS.”
Tagar tersebut berulang kali dibagikan, menandakan sorotan publik yang semakin besar terhadap tindakan aparat di Bandung.
Baca Juga: Update Jadwal Demo Hari Ini 2 September 2025: BEM SI Siap Geruduk DPR
Belum Ada Klarifikasi Resmi
Hingga artikel ini diturunkan, baik pihak kepolisian maupun pihak kampus Unisba dan Unpas belum memberikan keterangan resmi mengenai alasan penggunaan gas air mata yang menembus kawasan perguruan tinggi.
Mahasiswa mendesak agar aparat menghentikan tindakan represif dan memastikan kampus kembali menjadi ruang aman. Bagi mereka, kampus seharusnya menjadi tempat belajar, bukan arena konflik.
Bagi mahasiswa yang hadir di lokasi, kejadian ini tidak hanya menimbulkan rasa takut, tetapi juga trauma. Seorang relawan medis yang berada di posko darurat menuturkan melalui unggahan:
“Kami hanya ingin membantu korban luka, tapi gas air mata masuk hingga posko. Orang-orang panik, beberapa sulit bernapas. Kampus bukan lagi ruang aman.”
Insiden ini memperlihatkan betapa rentannya mahasiswa ketika ruang akademik yang seharusnya steril dari kekerasan justru diterobos. Serangan ke posko medis bahkan menyalahi prinsip kemanusiaan karena layanan kesehatan dalam kondisi darurat seharusnya dilindungi, bukan diserang.
Kericuhan di Unisba dan Unpas Bandung menjadi catatan serius bagi publik. Tembakan gas air mata yang masuk ke dalam kampus bukan hanya melukai fisik, tetapi juga menorehkan luka psikologis bagi mahasiswa dan masyarakat akademik.
Situasi ini menjadi pengingat bahwa ruang pendidikan harus dijaga sebagai wilayah netral dan aman, tempat mahasiswa dapat belajar tanpa rasa takut. Hingga kini, seruan solidaritas “All Eyes on Bandung” terus bergema, menuntut keadilan dan perlindungan bagi mereka yang terdampak.