Kronologi Penembakan Gas Air Mata di Unisba dan Unpas Bandung, Situasi Semakin Mencekam

Selasa 02 Sep 2025, 09:27 WIB
Suasana Mencekam di Bandung, Kampus Unisba dan Unpas Terimbas Gas Air Mata (Sumber: Pinterest)

Suasana Mencekam di Bandung, Kampus Unisba dan Unpas Terimbas Gas Air Mata (Sumber: Pinterest)

Situasi yang menegang ini memantik solidaritas luas. Netizen menggaungkan tagar:

“ALL EYES ON BANDUNG. ALL EYES ON UNISBA & UNPAS.”

Tagar tersebut berulang kali dibagikan, menandakan sorotan publik yang semakin besar terhadap tindakan aparat di Bandung.

Baca Juga: Update Jadwal Demo Hari Ini 2 September 2025: BEM SI Siap Geruduk DPR

Belum Ada Klarifikasi Resmi

Hingga artikel ini diturunkan, baik pihak kepolisian maupun pihak kampus Unisba dan Unpas belum memberikan keterangan resmi mengenai alasan penggunaan gas air mata yang menembus kawasan perguruan tinggi.

Mahasiswa mendesak agar aparat menghentikan tindakan represif dan memastikan kampus kembali menjadi ruang aman. Bagi mereka, kampus seharusnya menjadi tempat belajar, bukan arena konflik.

Bagi mahasiswa yang hadir di lokasi, kejadian ini tidak hanya menimbulkan rasa takut, tetapi juga trauma. Seorang relawan medis yang berada di posko darurat menuturkan melalui unggahan:

“Kami hanya ingin membantu korban luka, tapi gas air mata masuk hingga posko. Orang-orang panik, beberapa sulit bernapas. Kampus bukan lagi ruang aman.”

Insiden ini memperlihatkan betapa rentannya mahasiswa ketika ruang akademik yang seharusnya steril dari kekerasan justru diterobos. Serangan ke posko medis bahkan menyalahi prinsip kemanusiaan karena layanan kesehatan dalam kondisi darurat seharusnya dilindungi, bukan diserang.

Kericuhan di Unisba dan Unpas Bandung menjadi catatan serius bagi publik. Tembakan gas air mata yang masuk ke dalam kampus bukan hanya melukai fisik, tetapi juga menorehkan luka psikologis bagi mahasiswa dan masyarakat akademik.

Situasi ini menjadi pengingat bahwa ruang pendidikan harus dijaga sebagai wilayah netral dan aman, tempat mahasiswa dapat belajar tanpa rasa takut. Hingga kini, seruan solidaritas “All Eyes on Bandung” terus bergema, menuntut keadilan dan perlindungan bagi mereka yang terdampak.


Berita Terkait


News Update