Namun, di balik doa dan kesedihan, terdengar pula seruan agar penyebab kematian Rheza diusut secara transparan. Suara itu tidak datang hanya dari keluarga, melainkan juga dari kampus, organisasi mahasiswa, hingga lembaga bantuan hukum di Yogyakarta.
Rheza Meninggal Karena Apa?
Hingga Minggu malam, belum ada keterangan resmi yang pasti mengenai penyebab kematian Rheza. Beberapa versi muncul ke permukaan:
- Versi keluarga
Disebutkan adanya luka memar, bekas injakan sepatu PDL, hingga dugaan patah di bagian leher. Namun, keluarga menolak autopsi sehingga tidak ada data forensik resmi. - Versi rekan mahasiswa & LSM
Forum BEM se-DIY dan LBH Yogyakarta menduga Rheza menjadi korban kekerasan aparat saat ricuh. Klaim ini masih membutuhkan verifikasi hukum. - Versi aparat
Polda DIY menegaskan bahwa kericuhan memang ditangani dengan gas air mata untuk membubarkan massa, tetapi tidak memberikan pernyataan final mengenai penyebab kematian.
Baca Juga: Apakah 1 September 2025 Libur Nasional? Cek Kalender Tanggal Merah di Sini
Suara Kampus dan Komunitas
Universitas AMIKOM Yogyakarta menyampaikan duka cita mendalam serta menegaskan komitmen memberikan pendampingan kepada mahasiswa. Rektor menyatakan bahwa kampus juga menunggu klarifikasi resmi dari kepolisian agar kebenaran tidak tenggelam dalam spekulasi.
Forum BEM se-DIY mendesak adanya investigasi independen. Menurut mereka, kematian mahasiswa tidak boleh dipandang sebagai insiden biasa, melainkan harus diusut sebagai bagian dari perlindungan hak hidup warga negara.
Sementara itu, LBH Yogyakarta mengingatkan bahwa negara memiliki kewajiban melindungi setiap warga, termasuk di tengah penanganan aksi massa.
Banyak kasus serupa sering kali hanya tercatat sebagai “angka korban” dalam laporan resmi. Namun, di balik nama Rheza Sendy Pratama, ada seorang anak, teman, dan mahasiswa yang menyimpan mimpi besar.
Rheza bukan hanya berita, ia adalah representasi anak muda Indonesia yang tengah mencari jalan hidupnya. Tragedi ini seharusnya mendorong refleksi lebih dalam mengenai bagaimana negara, masyarakat, dan institusi pendidikan memandang nilai kemanusiaan.