POSKOTA.CO.ID - Tidak bisa dipungkiri, banyak pekerja muda di Indonesia hidup dengan gaji pas-pasan yang hanya setara dengan Upah Minimum Regional (UMR).
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, ditambah dengan inflasi dan tingginya biaya hidup di kota besar, membuat gaji bulanan terasa cepat habis.
Namun, di tengah tantangan tersebut, hadir ruang diskusi inspiratif yang dibuka oleh Deddy Corbuzier melalui podcast bertajuk “GAJI LOE UMR⁉ GAK MASALAH, AYO KITA BEDAH!”.
Episode ini bukan sekadar obrolan ringan, melainkan refleksi serius tentang bagaimana pekerja muda bisa tetap bertahan, bahkan berkembang, meski hidup dengan gaji terbatas.
Baca Juga: Rekayasa Lalu Lintas Jakarta 28 Agustus 2025: Catat Titik Rawan Macet saat Demo Buruh Besar-Besaran
Menghadapi Realitas: Hidup dengan Gaji UMR
Bagi sebagian orang, gaji UMR dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Biaya makan, transportasi, tempat tinggal, hingga kebutuhan darurat sering kali membuat banyak pekerja muda merasa terjebak dalam lingkaran kekurangan.
Di dalam podcast, Deddy Corbuzier menekankan bahwa masalah ini bukan sekadar angka pada slip gaji, tetapi juga tentang cara mengelola uang dan mentalitas dalam menghadapi keterbatasan.
Sementara itu, Theo Derick menambahkan perspektif realistis bahwa memang ada batas kemampuan finansial, tetapi hal itu bukan alasan untuk berhenti berusaha.
Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana seseorang membentuk pola pikir sehat terhadap uang, bukan hanya fokus pada jumlah yang diterima.
Strategi Praktis: Mengelola Gaji Pas-Pasan
Podcast tersebut memberikan sejumlah panduan sederhana namun relevan, yang bisa diterapkan langsung oleh pekerja muda.
1. Prioritaskan Kebutuhan Pokok
Mengalokasikan gaji harus dimulai dari hal paling mendasar: kebutuhan makan, tempat tinggal, dan transportasi. Prinsip “dahulukan yang wajib” menjadi kunci agar tidak terjebak pada gaya hidup konsumtif.