Ada kasus di mana investor hanya menabung Rp100 ribu hingga Rp200 ribu, namun tidak bisa mencairkannya karena verifikasi rekening bank atau KTP bermasalah.
Karena itu, disarankan untuk memulai sedikit demi sedikit. Pastikan semua proses verifikasi identitas sudah tuntas agar emas digital yang dimiliki benar-benar bisa ditarik kembali.
2. Pilih Platform yang Cocok dengan Kebutuhan
Setiap platform emas digital memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada yang menawarkan spread (selisih jual-beli) murah, namun fitur atau layanan pelanggan terbatas.
Sebaliknya, ada yang memiliki reputasi dan jaringan luas, tetapi spread relatif tinggi.
Tidak ada platform yang benar-benar sempurna. Karena itu, pilihlah sesuai kebutuhan.
Jika mengutamakan reputasi dan keamanan, pilih platform dengan brand besar.
Namun jika fokus pada harga jual-beli yang lebih kompetitif, platform dengan spread rendah bisa menjadi pilihan.
Baca Juga: 12 Strategi Investasi Emas Digital yang Terbukti Aman dan Menghasilkan Cuan Maksimal
3. Pastikan Ada Fitur Cetak Emas Fisik
Emas digital memang praktis, namun ada baiknya memilih platform yang menyediakan layanan cetak emas fisik. Fitur ini memberi fleksibilitas bagi investor.
Jika sewaktu-waktu berubah pikiran dan ingin memegang emas batangan, investor bisa langsung mencetak tabungan digitalnya tanpa harus menjual lalu membeli emas fisik kembali.
4. Perhatikan Legalitas dan Regulasi
Keamanan investasi emas digital sangat bergantung pada regulasi. Di Indonesia, pengawasan dilakukan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Beberapa platform menggunakan istilah tabungan emas online yang sudah diawasi oleh regulator.