Jusuf Hamka Bongkar Tips Atur Gaji UMR agar Bisa Punya Rumah, Pesan Keras untuk Milenial

Jumat 22 Agu 2025, 13:53 WIB
Jusuf Hamka menekankan pentingnya hidup sederhana bagi milenial: jangan gengsi, prioritaskan rumah daripada mobil. (Sumber: Instagram)

Jusuf Hamka menekankan pentingnya hidup sederhana bagi milenial: jangan gengsi, prioritaskan rumah daripada mobil. (Sumber: Instagram)

POSKOTA.CO.ID - Nama Jusuf Hamka, dikenal luas sebagai salah satu konglomerat Indonesia dengan bisnis jalan tol dan investasi yang menggurita.

Namun, di balik kekayaan yang dimilikinya, ia justru menekankan pentingnya kesederhanaan hidup. Pesan-pesan finansial yang ia sampaikan kerap terasa sederhana, tetapi penuh makna: jangan gengsi, jangan boros, dan prioritaskan kebutuhan mendasar sebelum gaya hidup mewah.

Bagi generasi milenial yang hidup di era digital penuh distraksi, pesan ini terasa sangat relevan. Media sosial sering kali menampilkan gaya hidup serba instan: nongkrong di kafe mahal, membeli gadget terbaru, atau traveling tanpa perhitungan. Namun, apakah semua itu menjamin kenyamanan hidup jangka panjang?

Jusuf Hamka menjawab dengan tegas: “Tidak perlu gengsi, karena gengsi itu biayanya mahal.”

Baca Juga: Jadwal Tayang Laga Persija Jakarta vs Malut United, Bisakah Macan Kemayoran Amankan 3 Poin di Kandang?

Tips Keuangan dari Jusuf Hamka untuk Milenial

1. Jangan Boros, Belajarlah Menghargai Uang Kecil

Dalam salah satu nasihatnya, Jusuf Hamka menyarankan:

“Kalau ada uang Rp100.000, cobalah habiskan dalam 100 hari.”

Pesan ini bukan berarti benar-benar harus membagi Rp100.000 menjadi Rp1.000 per hari, melainkan sebuah filosofi tentang kesabaran dan efisiensi. Generasi muda sering tergoda untuk menghabiskan uang kecil tanpa pikir panjang: membeli kopi setiap hari, jajan online, atau belanja impulsif. Padahal, jika ditabung, uang kecil itu bisa menjadi modal besar di masa depan.

Bagi Hamka, menghargai uang kecil adalah fondasi membangun mental kaya. Karena sejatinya, orang kaya bukan karena berapa banyak uang yang masuk, tetapi bagaimana cara mereka mengelolanya.

2. Jangan Terkecoh Gaya Hidup

Ia mencontohkan, seorang pekerja dengan gaji UMR sekitar Rp4 juta justru bisa menghabiskan seperempat gajinya untuk makan di restoran seharga Rp1 juta. Pola konsumsi semacam ini dinilai merugikan, karena lebih mementingkan gengsi daripada kebutuhan.

Jusuf Hamka menekankan bahwa gaya hidup harus menyesuaikan pendapatan, bukan sebaliknya. Banyak orang terjebak pada lifestyle inflation semakin besar pendapatan, semakin tinggi pula pengeluaran untuk hal-hal konsumtif. Padahal, pola ini hanya akan membuat seseorang sulit menabung dan tidak memiliki tabungan jangka panjang.

3. Prioritaskan Rumah daripada Mobil

Salah satu tips paling menohok dari Jusuf Hamka adalah soal prioritas pembelian. Ia menyarankan milenial lebih baik membeli rumah terlebih dahulu dibanding mobil.

Alasannya sederhana:

  • Rumah memberikan ketenangan karena menjadi kebutuhan primer.
  • Nilai rumah cenderung naik, berbeda dengan mobil yang justru mengalami depresiasi.
  • Di era modern, transportasi sudah semakin mudah. Ada taksi online, ojek, hingga transportasi umum yang nyaman.

Menurutnya, membeli mobil di awal karier justru akan menguras keuangan karena ada biaya perawatan, pajak, hingga bahan bakar. Lebih baik memantapkan pondasi finansial dengan memiliki rumah, barulah kemudian mempertimbangkan kendaraan pribadi jika memang diperlukan.

4. Hindari Gengsi, Fokus pada Kenyamanan

Pesan paling sering diulang Jusuf Hamka adalah hindari gengsi. Ia bahkan menyindir fenomena anak muda yang memaksakan diri membeli barang-barang branded hanya demi status sosial.

“Sekarang pada gengsi, makan biaya, bos. Jangan gengsi-gengsi.”

Menurutnya, kenyamanan finansial lahir dari pikiran yang tenang. Rumah sederhana tapi milik sendiri jauh lebih menenangkan dibanding rumah kontrakan dengan mobil mewah di garasi.

5. Belajar Hidup Produktif

Selain berhemat, Jusuf Hamka juga menyarankan agar aset yang dimiliki bisa dikaryakan. Misalnya, jika suatu saat membeli mobil, maka mobil itu bisa digunakan untuk bekerja sampingan seperti menjadi mitra transportasi online agar tidak menjadi beban biaya.

Pesan ini sejalan dengan prinsip “aset harus bisa menghasilkan”. Bukan hanya sekadar simbol status, tetapi sesuatu yang bisa memberikan nilai tambah dalam jangka panjang.

Baca Juga: Jadwal Pekan 3 Super League 2025/2026: Persija Jakarta vs Malut United

Mengapa Pesan Jusuf Hamka Relevan bagi Milenial?

Apa yang disampaikan Jusuf Hamka terasa sangat kontras dengan tren yang berkembang saat ini. Generasi milenial tumbuh dalam budaya serba instan, dengan media sosial yang memicu rasa ingin tampil sempurna. Banyak yang menganggap bahwa kebahagiaan bisa dibeli melalui barang-barang mewah atau gaya hidup tertentu.

Namun, realitas keuangan berkata lain. Inflasi, kenaikan harga properti, hingga biaya hidup di kota besar membuat milenial harus lebih cerdas mengelola uang. Pesan Jusuf Hamka mengingatkan bahwa:

  • Stabilitas lebih penting daripada status sosial.
  • Ketenangan pikiran lebih berharga daripada pujian orang lain.
  • Hidup sederhana bukan berarti miskin, tetapi justru tanda kedewasaan finansial.

Bagi sebagian orang, nasihat ini mungkin terdengar konservatif. Tapi dalam jangka panjang, mereka yang mengikuti pola hidup sederhana justru lebih siap menghadapi krisis dan lebih cepat mencapai kebebasan finansial.

Pesan Jusuf Hamka seakan menjadi tamparan lembut bagi generasi milenial. Kaya bukan berarti harus menunjukkan kemewahan, dan sukses tidak diukur dari seberapa mahal jam tangan atau mobil yang dimiliki. Ketenangan hidup lahir dari kestabilan keuangan dan kebijaksanaan dalam memilih prioritas.

Mungkin inilah alasan mengapa seorang konglomerat sekelas Jusuf Hamka tetap memilih jalan kesederhanaan. Karena pada akhirnya, kebahagiaan tidak terletak pada gengsi, tetapi pada rasa cukup dan tenang dalam menjalani hidup.


Berita Terkait


News Update