Pencairan Bantuan PKH dan BPNT Tahap 3 Juli–September 2025 Mulai Diproses

Kamis 21 Agu 2025, 11:46 WIB
Pencairan PKH dan BPNT Tahap 3 2025 Dimulai, Begini Jadwal dan Mekanisme Penyalurannya. (Sumber: Kemensos)

Pencairan PKH dan BPNT Tahap 3 2025 Dimulai, Begini Jadwal dan Mekanisme Penyalurannya. (Sumber: Kemensos)

Setiap tahap, mulai dari “evaluasi komponen” hingga “final closing”, harus dilalui dengan hati-hati. Kesalahan kecil, seperti duplikasi data atau status ekonomi penerima yang berubah, bisa menyebabkan polemik. Pemerintah berupaya menghindari masalah sebelumnya, misalnya kasus penggunaan dana bansos untuk perjudian online.

4. Risiko Salah Sasaran dan Upaya Pencegahan

Bansos yang tidak tepat sasaran bisa menimbulkan dua dampak serius: pertama, keluarga miskin tidak menerima haknya; kedua, keluarga yang sudah sejahtera tetap menikmati subsidi.

Untuk itu, pemerintah kini menerapkan cek silang data multi-sumber:

  • Data kependudukan
  • Survei lapangan
  • Informasi ekonomi BPS
  • Laporan masyarakat

Jika ditemukan penerima yang tidak lagi memenuhi syarat, bansos bisa dihentikan. Namun, bagi keluarga yang merasa masih layak, tersedia jalur banding melalui aplikasi Cekbansos.

5. Atensi Yatim Piatu (YAPI): Skema Khusus

Selain PKH dan BPNT, pemerintah juga menyalurkan bansos melalui skema Atensi Yatim Piatu (YAPI). Untuk periode Juli–September 2025, bantuan sebesar Rp 600.000 per bulan juga masuk ke skema ini.

Bedanya, jika sebelumnya cair dua bulan sekali, kini pencairan dilakukan per triwulan. Beberapa daerah bahkan sudah mulai mencatatkan data BNBA (By Name By Address) di bank penyalur.

6. Distribusi Kartu dan Buku Tabungan

Di beberapa daerah, proses bansos juga mencakup pembagian Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan buku tabungan baru. Misalnya di Kroya, Cilacap, Jawa Tengah, masyarakat sudah menerima undangan untuk mengambil KKS.

Bank-bank yang terlibat antara lain:

  • Bank Mandiri
  • Bank BRI
  • Bank Syariah Indonesia (BSI)
    Sementara itu, Bank BNI masih dalam tahap penyiapan rekening kolektif.

Bagi keluarga yang belum menerima undangan, pemerintah meminta untuk bersabar, karena distribusi dilakukan secara bertahap agar lebih terkontrol.

7. Perspektif Sosial: Antara Harapan dan Tantangan

Bansos bukan sekadar angka dalam sistem, melainkan napas kehidupan bagi banyak keluarga. Rp 600.000 per bulan bisa berarti:

  • Makanan bergizi untuk anak-anak
  • Biaya sekolah yang terjaga
  • Obat-obatan untuk orang tua

Namun, bansos juga menghadirkan dilema. Ada sebagian masyarakat yang merasa malu menerima bantuan, menganggapnya sebagai simbol keterpurukan. Di sisi lain, ada pula pihak yang berupaya memanipulasi data agar tetap masuk daftar penerima meski kondisi ekonominya sudah membaik.

8. Teknologi Digital dalam Transparansi Bansos

Keberadaan aplikasi Cekbansos menjadi alat penting untuk meningkatkan transparansi. Masyarakat kini bisa memeriksa status penerima secara mandiri tanpa harus menunggu informasi dari RT/RW.


Berita Terkait


News Update