Namun, untuk mengisi waktu luang sekaligus mencari tambahan sekadar buat beli bensin, Dasman tetap setia nongkrong di pangkalan, menunggu penumpang yang tak kunjung datang.
“Ya, saya milih ojek pengkolan untuk ngisi kekosongan aja. Daripada bengong di rumah. Istilahnya buat cari bensin lah. Tapi kalau perhatian dari pemerintah ke ojek pengkolan kayaknya belum ada,” tuturnya.
Bagi Dasman dan rekan-rekannya, perhatian pemerintah terhadap nasib ojek pengkolan masih minim. Padahal, di tengah sulitnya ekonomi, mereka tetap berusaha bertahan dengan segala keterbatasan.
Dasman berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap mereka yang bertahan di jalanan, meski tak lagi jadi pilihan utama masyarakat di era digital.
“Ya penderitaannya itu kalau nggak ada sewa. Dari pagi sampai sore nggak narik sama sekali. Kalau dibilang cukup, ya jelas tidak mencukupi buat orang kecil kayak saya. Harapan kami, pemerintah bisa perhatiin orang-orang kayak kami ini,” jelasnya. (cr-3)