BPNT Tahap III 2025 Resmi Disalurkan, Simak Nominal Bantuan dan Syarat Pencairan

Senin 18 Agu 2025, 13:00 WIB
BPNT Tahap III 2025 (SUmber: Poskota/Yusuf Sidiq)

BPNT Tahap III 2025 (SUmber: Poskota/Yusuf Sidiq)

POSKOTA.CO.ID - Di tengah tantangan ekonomi yang kian kompleks pada tahun 2025, pemerintah tetap berkomitmen menyalurkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bagi keluarga penerima manfaat (KPM). Program ini hadir bukan sekadar transfer dana, melainkan wujud kepedulian negara terhadap kebutuhan pokok warganya.

Tahap III BPNT 2025 yang berlangsung pada Juli hingga September menjadi salah satu momentum penting. Tidak hanya sebagai bentuk distribusi anggaran, namun juga cerminan nyata bagaimana pemerintah berupaya menjaga daya beli masyarakat berpenghasilan rendah.

Bagi sebagian keluarga, Rp200.000 per bulan mungkin terdengar sederhana. Tetapi jika dikalkulasikan secara lebih luas, dana tersebut dapat menjadi penyelamat kebutuhan harian, terutama bagi rumah tangga yang penghasilannya terbatas.

Baca Juga: Bansos PKD DKI Jakarta 2025 Cair Agustus? Lansia dan Disabilitas Dapat Rp300.000/Bulan, Bisa Naik TransJakarta Gratis, Ini Syarat dan Info Lengkapnya

Apa Itu BPNT?

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) adalah program yang diinisiasi pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) untuk membantu keluarga miskin dan rentan miskin memenuhi kebutuhan pangan. Penyaluran dilakukan dalam bentuk dana yang masuk ke rekening penerima manfaat melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Berbeda dengan bantuan tunai umum, BPNT diarahkan agar bantuan benar-benar digunakan untuk kebutuhan pangan, seperti beras, telur, atau kebutuhan pokok lainnya. Dengan demikian, bantuan tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga membantu menjaga gizi keluarga penerima.

Jadwal Pencairan BPNT 2025

Pemerintah telah menetapkan mekanisme penyaluran BPNT sepanjang tahun 2025 dalam empat tahap:

  • Tahap I: Januari – Maret
  • Tahap II: April – Juni
  • Tahap III: Juli – September
  • Tahap IV: Oktober – Desember

Untuk Tahap III, pencairan berlangsung antara Juli hingga September 2025. Dana biasanya cair pada minggu pertama hingga ketiga tiap bulan, tergantung mekanisme penyaluran bank Himbara maupun kantor pos.

Besaran BPNT Tahap III 2025

Sesuai keputusan pemerintah, besaran BPNT 2025 adalah:

  • Rp200.000 per bulan
  • Dicairkan tiga bulan sekali, sehingga total pencairan pada Tahap III sebesar Rp600.000
  • Tambahan khusus Rp400.000 diberikan pada periode Juni–Juli

Dengan demikian, pada pencairan tertentu, KPM dapat menerima total hingga Rp1.000.000. Dana ini masuk langsung ke rekening KKS masing-masing penerima.

Cara Cek Penerima BPNT 2025

1. Melalui Website Kemensos

Pengecekan penerima manfaat bisa dilakukan secara online melalui situs resmi: cekbansos.kemensos.go.id.

Langkah-langkahnya:

  1. Buka laman resmi cekbansos.kemensos.go.id
  2. Pilih provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa
  3. Masukkan nama sesuai KTP
  4. Isi kode verifikasi
  5. Klik Cari Data

Jika terdaftar, sistem akan menampilkan nama penerima dan jenis bantuan. Jika tidak, akan muncul notifikasi “Tidak Terdaftar Peserta/PM”.

2. Melalui Aplikasi Cek Bansos

Selain website, pemerintah juga menyediakan aplikasi Cek Bansos di Play Store.

Cara penggunaannya:

  1. Unduh aplikasi Cek Bansos
  2. Registrasi dengan NIK dan data sesuai KTP
  3. Unggah foto KTP dan swafoto untuk verifikasi
  4. Aktivasi akun melalui email
  5. Login, lalu cek menu Profil untuk mengetahui status penerimaan

Aplikasi ini juga menampilkan data bantuan keluarga lain yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Proses Pencairan BPNT

Setelah terdaftar sebagai penerima, masyarakat dapat mencairkan dana melalui dua jalur utama:

  1. Bank Himbara (BRI, BNI, Mandiri, BTN) menggunakan KKS
  2. Kantor Pos di wilayah masing-masing

Pencairan biasanya dilakukan secara bertahap untuk menghindari antrean panjang. Penerima cukup membawa KKS dan identitas diri untuk proses verifikasi.

Apa Artinya Rp600.000 Bagi Keluarga Penerima?

Bagi keluarga dengan penghasilan terbatas, Rp600.000 bukan sekadar angka. Dana tersebut bisa berarti:

  • Membeli beras untuk sebulan penuh
  • Menambah lauk pauk dan kebutuhan gizi anak
  • Menutup biaya listrik atau gas rumah tangga
  • Membantu anak sekolah dengan kebutuhan sederhana seperti buku atau seragam

Dari sudut pandang manusiawi, program BPNT bukan hanya transfer uang, melainkan juga memberikan rasa aman. Ada kepastian bahwa keluarga tetap bisa makan dan memenuhi kebutuhan pokok meski kondisi ekonomi sedang sulit.

Tantangan dalam Penyaluran BPNT

Meski program ini sangat bermanfaat, beberapa tantangan masih muncul di lapangan:

  1. Keterlambatan pencairan akibat kendala teknis di bank atau kantor pos
  2. Ketidaksesuaian data penerima dalam DTKS
  3. Kurangnya literasi digital, sehingga sebagian masyarakat kesulitan menggunakan aplikasi cek bansos
  4. Potensi penyalahgunaan bantuan, meskipun pemerintah terus memperkuat pengawasan

Pemerintah diharapkan terus melakukan evaluasi agar bantuan tepat sasaran, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih melek teknologi.

Baca Juga: Apa Arti Lagu Tabola Bale yang Buat Prabowo Goyang di Istana

Dampak Ekonomi dan Sosial BPNT

Program BPNT tidak hanya memberi manfaat langsung kepada penerima, tetapi juga memiliki efek berantai:

  • Meningkatkan daya beli masyarakat di pasar tradisional dan toko sembako
  • Menggerakkan ekonomi lokal, terutama bagi pedagang bahan pokok
  • Mengurangi angka kemiskinan dengan memberi perlindungan sosial minimal
  • Mencegah malnutrisi pada keluarga rentan miskin dengan dukungan gizi dasar

Dengan demikian, BPNT menjadi instrumen penting dalam kebijakan sosial sekaligus strategi menjaga stabilitas ekonomi.

BPNT Tahap III 2025 adalah bukti nyata bagaimana negara hadir untuk rakyatnya. Bukan sekadar bantuan finansial, tetapi sebuah jaring pengaman sosial agar masyarakat tidak semakin terpuruk.

Rp600.000 hingga Rp1.000.000 yang diterima KPM mungkin tidak mampu menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Namun, bantuan ini setidaknya memberi napas lega, ruang bernapas, dan kesempatan bagi keluarga untuk tetap bertahan.

Sebagai masyarakat, penting untuk memanfaatkan bantuan ini secara bijak, menjaga integritas dalam penggunaannya, dan terus mendorong transparansi agar program benar-benar mencapai mereka yang paling membutuhkan.


Berita Terkait


News Update