CENGKARENG, POSKOTA.CO.ID - Pendidikan masih menjadi masalah serius di Jakarta. Padahal, pendidikan merupakan gerbang utama dan fondasi untuk kehidupan yang utuh.
Melalui pendidikan, masyarakat secara langsung akan diajarkan bagaimana berpikir secara terstruktur agar menjadi manusia yang beriman, berakal, berilmu, dan bertanggungjawab.
Di Jakarta, masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan kesempatan akses pendidikan yang baik. Salah satu faktor utamanya yakni orang tua yang tidak mampu menyekolahkan si anak karena biaya.
Seperti yang dialami Nurhayati, 50 tahun, warga RW 06, Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Ia tidak mampu melanjutkan sekolah anak wanitanya bernama Nur Azizah, 12 tahun, karena tak ada biaya.
"Dulu sempat sekolah sampai kelas 6 SD, nah pas abis lulus SD itu enggak bisa lanjut lagi," kata Nurhayati saat ditemui di rumah kontrakannya yang sangat sederhana itu, Kamis, 14 Agustus 2025.
Baca Juga: Belasan Anak di Cengkareng Jakbar Putus Sekolah karena Faktor Ekonomi
Hati Nurhayati teriris ketika mengetahui bahwa dirinya sudah tidak mampu lagi melanjutkan sekolah anaknya. Apalagi saat itu, ia baru kehilangan suami yang meninggal dunia karena sakit pada 2025.
"Ditambah suami sakit, terus meninggal tahun 2024. Nah, waktu itu mau lanjutin sekolah anak juga enggak punya uang," ungkap dia.
Beruntung, Azizah merupakan anak yang aktif sehingga bisa membantu kebutuhan di rumah yang saat ini diisi empat jiwa. Azizah membantu perekonomian warga dengan cara berjualan kue.
"Kalau anaknya memang rajin, dia seneng bantuin. Misalnya, ada yang jualan, nah dia suka tuh bantu-bantu jualan," ucap Nurhayati.
Wanita asli Jakarta ini mengaku, tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bahkan, bantuan sosial berupa Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk anaknya juga tidak dapat.