Tak Dapat Bantuan dari Pemerintah, Begini Kondisi Keluarga yang Anaknya Putus Sekolah di Cengkareng Jakbar

Kamis 14 Agu 2025, 19:40 WIB
Nur Azizah, salah satu anak yang putus sekolah di rumah kontrakannya di Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis, 14 Agustus 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Pandi Ramedhan)

Nur Azizah, salah satu anak yang putus sekolah di rumah kontrakannya di Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis, 14 Agustus 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Pandi Ramedhan)

Nurhayati mengakui tidak pernah minta untuk didata agar mendapatkan bantuan. "Kalau saya memang enggak ngerti, bantuan apa juga saya enggak pernah dapat," tutur dia.

Nurhayati, 50 tahun, salah satu orang tua anak yang putus sekolah di rumah kontrakannya di Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Kamis, 14 Agustus 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Pandi Ramedhan)

Di rumah kontrakan dua petak itu, Nurhayati tinggal bersama tiga anaknya. Anak pertamanya bernama Novi, 28 tahun, tampak sibuk memomong anaknya yang masih bayi.

Di dalam rumah sederhana itu, terlihat tidak banyak perabotan rumah tangga. Ruang depan beralaskan kasur dan tidak ada sama sekali barang elektronik seperti kulkas atau tv.

Hanya ada satu kipas angin yang tergantung agar ruangan itu tetap adem di tengah suhu Jakarta yang panas. Lokasi rumah kontrakan berada di permukiman warga yang tidak terlalu kumuh atau padat.

Kakak Azizah, Novi menceritakan kondisi keluarga saat ini. Sekarang, tidak ada yang mencari nafkah kecuali adiknya yang berusia 24 tahun yang bekerja sebagai pengantar galon.

Sebelum menikah dan mempunyai anak hingga bercerai dengan suami, Novi yang lulusan SMK itu, sebelumnya bekerja sebagai sales dan sempat bekerja freelance seperti kegiatan event.

Namun, sejak mempunyai anak, wanita yang sempat dua tahun merantau ke Kalimantan bersama mantan suaminya mempunyai masalah keluarga.

"Terus saya mutusin buat tinggal di sini, saya bawa anak saya karena sudah pisah dengan suami. Saya mau jagain ibu saya," kata dia.

Namun, Novi tak tinggal diam. Jika dia diajak bekerja, misalnya oleh temannya untuk berjualan, kerjaan tersebut pasti dia ambil.

Baca Juga: Pramono Janji Tindak Lanjuti Aduan 15 Anak Putus Sekolah

"Kalau lagi enggak punya duit ya minjem-minjem ke teman, ke saudara sih, nanti diganti," ucap Novi.

Kondisi serupa juga dirasakan anak bungsu Nurhayati bernama Okta, 12 tahun. Dengan lugu, ia menceritakan bagaimana kondisi keluarganya. Okta dan keluarga merupakan perantau asal Jawa Tengah.


Berita Terkait


News Update