Ekonomika Pancasila: Republik Kemakmuran

Rabu 13 Agu 2025, 21:39 WIB
Ekonomika Pancasila oleh Yudhie Haryono (Sumber: Dok. Poskota)

Ekonomika Pancasila oleh Yudhie Haryono (Sumber: Dok. Poskota)

Kaum miskin dan kelas menengah per 2024 sampai kini ternyata lebih banyak fokus memenuhi kebutuhan dasar makanan. Dalam sepuluh tahun terakhir, pengeluaran mereka untuk makanan hampir 55%.

Berdasarkan data BPS, pada 2024, pengeluaran untuk makanan pada mereka sekitar 28,48%. Tahun ini mengalami kenaikan menjadi hampir 55%. Bagaimana mereka mau makmur jika tak bisa menabung, berinvestasi dan berproduksi serta berekspansi?

Kembali ke pertanyaan awal dalam tulisan ini apa itu makmur? Kita bisa menjawabnya dengan mendefinisikan bahwa makmur berarti sejahtera lahir batin, serba keberlimpahan, dan tidak kekurangan apapun. Sebuah keadaan minimal yang mencukupi kebutuhan dasar dan menengah di mana keadaan itu kita merasa puas, tentram plus bahagia.

Baca Juga: Ekonomika Pancasila: Di Bawah Bendera Pengangguran

Karenanya, hakikat perjuangan memakmurkan seluruh warganegara adalah melawan praktik penipuan (elite), pembodohan (ekonom), penindasan (kultur), penyelundupan dan pemiskinan (lembaga), demi keadilan dan kemakmuran bersama dalam teks dan konteks (sikon apapun). Maka, gagah dan fokuslah agar harkat dan martabat kita tegak berdiri berdaulat dan mandiri setiap saat. Jika tidak, "kemakmuran bersama hanya mimpi bin ilusi".


Berita Terkait


undefined
Nasional

Merealisasi Ekonomi Pancasila

Rabu 09 Jul 2025, 12:41 WIB

News Update