Suka Duka Pedagang Bendera di Bekasi, Didi Tinggalkan Cirebon dengan Membawa Harapan

Senin 04 Agu 2025, 21:32 WIB
Didi Supriadi, 30 tahun, warga Cirebon, Jawa Barat, yang mengadu nasib setiap tahunnya ke Kota Bekasi menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Didi Supriadi, 30 tahun, warga Cirebon, Jawa Barat, yang mengadu nasib setiap tahunnya ke Kota Bekasi menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

BEKASI UTARA, POSKOTA.CO.ID - Langkah kaki Didi Supriadi, 30 tahun, selalu berpijak ke tanah Bekasi setiap kali bulan Agustus mendekat. Pria asal Cirebon, Jawa Barat ini, bukan penduduk asli Bekasi.

Namun, sejak lima tahun terakhir, Didi rutin hadir di Bekasi setiap menjelang perayaan hari kemerdekaan. Dia menjajakan bendera merah putih dan aneka perlengkapan Agustusan di sekitar Danau Duta Harapan, Bekasi Utara, Kota Bekasi.

“Saya asli Cirebon, baru ke Bekasi itu kalau sudah mau Agustus. Kurang lebih udah lima tahun saya jualan bendera di sini,” ujar Didi saat ditemui Poskota, sambil merapikan tumpukan bendera di lapaknya.

Didi mulai merantau ke Bekasi setiap akhir Juli atau awal Agustus, tepat ketika kebutuhan masyarakat akan atribut kemerdekaan mulai meningkat.

“Biasanya tanggal 31 Juli, saya sudah mulai jualan. Karena kalau tanggal 1 Agustus itu sudah mulai pada pasang bendera,” jelasnya.

Baca Juga: Omzet Anjlok 50 Persen, Penjual di Cibinong Tetap Setia Jual Merah Putih ketimbang Bendera One Piece

Rutinitasnya hampir tak berubah setiap tahun. Pagi hari, sebelum ‘mangkal’ di lokasi lapak utamanya di tepi danau, Didi lebih dulu berkeliling masuk ke perumahan-perumahan sekitar, menawarkan tiang bambu dan bendera ke warga yang sedang beraktivitas pagi.

“Kalau pagi-pagi itu saya keliling dulu. Banyak ibu-ibu keluar rumah, ngurus anak sekolah atau belanja, jadi ada kesempatan mereka beli. Siangnya baru saya mangkal di sini,” kata Didi

Didi tak sendiri. Ia datang membawa harapan dan keberanian, meninggalkan rumah dan keluarganya demi mengais rezeki di kota orang. Baginya, momentum kemerdekaan bukan sekadar seremonial, juga peluang bertahan hidup.

Namun, dalam dua tahun terakhir, nasib berkata lain. Menjadi pedagang musiman di tengah gempuran pasar daring membuatnya kesulitan mendapatkan pembeli seperti dahulu.

Didi Supriadi, 30 tahun, pria asal Cirebon, yang jualan bendera di sekitar Danau Duta Harapan, Bekasi Utara, Kota Bekasi. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

“Dua tahun belakangan ini memang yang paling berat. Sekarang orang-orang pada beli di online. Padahal, harga bendera saya enggak beda jauh sama yang di sana (marketplace),” keluhnya.


Berita Terkait


News Update